Pages

Thursday 7 March 2013

JOKOWI : Masyarakat menyukai pejabat yang tidak eksklusif


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) bertandang ke Mapolda Metro Jaya, Senin (5/3) kemarin. Kali ini, kedatangan Jokowi bukan untuk rapat, melainkan memberikan kuliah umum ke para perwira polisi.

Kuliah itu berlangsung lebih kurang dua jam. Dalam materinya, Jokowi banyak menitipkan pesan untuk personel korps Bhayangkara itu sebagai pengayom masyarakat.

Sebagai peserta kuliah Jokowi adalah para Sespimti (Sekolah staf Pimpinan Tinggi). Seperti biasanya, Jokowi selalu menyampaikan guyon khas yang membuat acara lebih santai.

Berikut ini empat pesan Jokowi pada perwira polisi dalam kuliah umumnya:

1. Minta petinggi Polri blusukan
Jokowi mengandalkan gaya kerja blusukannya untuk melihat permasalahan di Jakarta. Dengan cara ini, Jokowi yakin bisa lebih dekat dengan masyarakat dan tahu persoalan yang terjadi.

Rupanya, belakangan gaya blusukan Jokowi ini ditiru beberapa menteri seperti Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menko Perekonomian Hatta Rajasa sampai Presiden SBY. Sedangkan dari jajaran penegak hukum belum ada yang berminat mencontek.

Tapi kemarin, di depan para perwira polisi Jokowi coba menularkan kebiasaan kerja turun ke lapangan. Sebab, jika hanya berada di balik meja makan tak akan mengetahui secara detail persoalan.

"Siapapun pemimpin itu, Kapolda, Kapolri, saya kira titik akhirnya. Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu dan berhasil mendekatkan dan mewujudkan keinginan masyarakat," tutur Jokowi.

Dalam pengamatan Jokowi, saat ini masyarakat tak simpatik dengan pejabat yang diperlakukan secara eksklusif.

"Pandangan dunia sudah berubah. Dulu pejabat yang eksklusif, sekarang masyarakat menyukai pejabat yang tidak eksklusif. Mau tidak mau harus gaul dengan rakyat jadi bisa mendengar," pesan Jokowi.

2. Kerja kotor-kotoran itu seksi
Sejak menjadi gubernur, Jokowi tak pernah absen blusukan. Mulai dari kampung kumuh, terminal sampai gorong-gorong didatangi.

Meski menjadi orang nomor 1 di Jakarta, Jokowi merasa lebih nyaman bekerja demikian. Malah buatnya, bekerja kotor-kotor itu membuat Jokowi lebih seksi.

"Mungkin media suka mengikuti saya karena saya seksi. Kan seksi kalau gubernur lagi di jalan terus dishoot. Apalagi kalau Gubernur kecemplung got, itu kan seksi," canda Jokowi yang disambut gelak tawa para peserta saat mengisi mata kuliah untuk 20 peserta Sespimti (Sekolah Pimpinan Tinggi).

3. Polantas selalu siaga di lapangan
Jokowi memberikan pesan khusus pada personel polisi lalu lintas (Polantas). Sesuai namanya, dia berharap Polantas selalu siaga di seluruh jalanan ibu kota.

Dalam beberapa titik jalan kemacetan, Jokowi melihat petugas absen di lapangan. Padahal, kata Jokowi, keberadaan para Polantas sangat diinginkan untuk menertibkan kendaraan dan lalu lintas yang saling serobot.

"Kalau polisi lalu lintas kan memang tugasnya di jalanan. Tapi kalau untuk yang lain saya nggak ngerti, apakah sudah di lapangan apa belum, karena yang semuanya ini bekerja untuk mereka, untuk rakyat," kata Jokowi.

Jokowi menambahkan, polisi sebagai pengayom masyarakat harus bisa lebih dekat dengan warga.

"Ya memang akan lebih baik kalau ada di lapangan, lebih baik kalau memang ya selalu di masyarakat, ada di masyarakat dekat dengan masyarakat," ujarnya.

4. Jangan ada kata gengsi kalau untuk masyarakat
Jakarta kota yang kompleks dengan berbagai masalah. Hal itulah yang membuat Jokowi mendekatkan diri dengan semua orang agar sama-sama mencari solusi memecahkan berbagai masalah di ibu kota.

Semua kalangan mulai dari pejabat Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida), tokoh dan warga selalu diajaknya berkomunikasi. Dengan komunikasi yang baik, bisa dicari satu penjelasan dari sebuah peristiwa,

"Saya setiap hari ketemu menteri, dengan pak Kapolda dan Pangdam, tapi tidak ketemu muka. Ada masalah dikit saja, saya langsung telepon. Nggak perlulah formal, kalau ada masalah saya telepon minta penjelasan sebuah peristiwa," ujar Jokowi.

Jokowi tidak merasa gengsi saat harus menghubungi setingkat Kapolda hingga akhirnya mendatangi warga. Bagi Jokowi, jika memang masalah itu butuh perhatian semua pihak, kenapa tidak saling berkoordinasi.

"Dan saya enggak merasa DKI harus lebih. Karena kita dalam proses menyelesaikan masalah," katanya.

Jokowi memang bukan polisi tetapi politisi dan sepak terjangnya yang cukup fenomenal semoga dapat menjadi tauladan bagi kita. Masih ada JOKOWI di negeri ini.....

Auditor: FABI
Sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/kuliahi-perwira-polisi-jokowi-berpesan-4-hal-ini.html

No comments:

Post a Comment