Pages

Saturday 9 March 2013

Mungkinkah, MERPATI tak ingkar JANJI ???

Awalnya, kehadiran Rudy Setyopurnomo menggantikan Sardjono Jhony di puncak perusahaan maskapai penerbangan Merpati Airlines, diharapkan bisa membawa Merpati kembali terbang tinggi. Sebab, salah satu alasan pergantian direktur utama Merpati karena utang perusahaan yang menumpuk dan menjadi beban negara.

Namun, ekspektasi itu nampaknya justru terlalu tinggi. Jangankan membawa Merpati kembali terbang tinggi, Rudy justru disibukkan dengan konflik internal yang perlahan mencuat ke permukaan. Satu per satu anak buahnya yang ada di jajaran direksi Merpati, mulai angkat kaki. Alasannya rata-rata sama, karena kondisi internal perusahaan yang tidak kondusif.

Di saat maskapai penerbangan lain mencari solusi dan strategi untuk bisa menjadi penguasa penerbangan, Merpati justru semakin sibuk dengan urusan pembenahan internal dan masalah utang perusahaan. Perseteruan di internal perusahaan pun menjadi buah bibir publik. Serangan bertubi-tubi dilayangkan ke Rudy oleh mantan anak buahnya, termasuk mantan bos Merpati Sardjono Jhony.

Sardjono menuding, Rudy bisa duduk manis di kursi bos Merpati lantaran dia adalah anak emas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Jhony menyentil Rudy sebagai nahkoda yang menjalankan Merpati dengan penuh kebohongan. Satu per satu kebohongan Rudy di mata mantan petinggi Merpati pun terkuak. Salah satunya adalah pernyataan Rudy mengenai keuntungan Merpati yang mencapai Rp 500 juta per hari.

"1.000 persen Rudy melakukan pembohongan publik. Keuntungan Rp 500 juta per hari di bawah kepemimpinannya itu bohong," kata Sardjono.

Mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Rudy terus terjadi. Bahkan, anak buahnya yang masih aktif bekerja di perusahaan tersebut, pernah menyegel ruangan Rudy dengan tulisan yang tertera berbunyi 'Ruangan Dirut Merpati Disegel oleh Forum Pegawai'. Aksi yang bisa disebut menggambarkan besarnya kekecewaan terhadap kepemimpinan Rudy.

Kisruh di dalam tubuh maskapai Merpati Airlines makin panas setelah mantan Direktur Keuangan Merpati Nusantara Airlines Muhammad Roem membeberkan semua kebohongan dan fitnah yang pernah dilontarkan oleh Rudy. Dia memaparkan daftar kebohongan yang dilakukan mantan bosnya tersebut. Cerita ini dimulai ketika Rudy mengatakan pada media akan mendatangkan pesawat air bus baru.

Menurut Roem, rencana tersebut hanya bualan belaka dan tidak terencana. Dalam seminggu saja, Rudy empat kali mengubah rencana pembelian pesawat. Ini jadi indikator membuktikan tidak adanya persiapan yang matang.

"Awalnya itu dia (Rudy) mengatakan mau membeli NG 800 dan ini dari Garuda. Tapi 3 hari kemudian dikoreksi lagi jadi Air Bus, beberapa hari kemudian balik lagi ke NG 800, setelah itu berubah lagi ke Air Bus," cerita Roem.

Roem tahu betul kondisi keuangan Merpati. Dia membantah keras pernyataan Rudy terkait keuntungan Merpati Rp 500 juta per hari. Nyatanya, justru sebaliknya.

"Cerita untung Rp 500 juta per hari, pedoman saya kan buku. Saya tulis memo sama dia. Berdasarkan data, bapak sudah berhasil menaikkan load factor karena tiketnya murah. Kita masih rugi Rp 500 juta per hari," ucap Roem.

Cerita berlanjut hingga akhirnya Roem 'ditendang' dari jajaran direksi Merpati tanpa adanya alasan dan pertimbangan. Dalam pandangannya, ini terjadi karena faktor kedekatan Rudy dengan pejabat Kementerian BUMN.

"Saya dipaksa mundur karena dia punya hubungan dekat dengan kementerian. PPA waktu itu masih nahan saya karena PPA butuh orang di sana. Akhirnya Kementerian mencapakan saya tidak ada pertimbangan," tegasnya.

Dia menyayangkan langkah Dahlan memilih Rudy sebagai pemegang tongkat komando di Merpati Airlines. Roem menilai, Kementerian BUMN kecolongan dengan mengangkat Rudy yang pernah gagal membawa Indonesian Airlines terbang tinggi.

"Saya prihatin Merpati ke depan. Kementerian ini kecolongan karena orang sudah pernah mempailitkan perusahaan tidak boleh lagi jadi dirut atau komisaris," ucapnya.

Rudy sendiri pernah mengatakan bahwa banyak pihak yang hanya mencari sensasi dengan melontarkan fitnah terhadap dirinya. Rudy tidak segan-segan mengatakan bahwa mantan anak buahnya itu bukan orang baik.

"Kalau saya berhenti dari Merpati saya tidak akan menjelek-jelekan Merpati. Dan orang yang baik jika keluar dari perusahaan tidak menjelekkan kantornya sendiri," tegas Rudy singkat saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta

No comments:

Post a Comment