Pages

Tuesday 15 October 2013

BISNIS SANG RATU BANTEN YANG MAKIN ELOK

Tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi dengan beberapa anteknya seperti Adik kandung Ratu Atut, membuat negeri ini tercengang, setelah semua terungkap lebih detil.
 
Sebelas tahun berkuasa, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sukses menarik gerbong politik dan bisnis keluarganya. Bersamaan dengan naiknya anggota klan Atut di lima wilayah, makin semarak pula bisnis keluarga itu di semua sektor. Ini hanya sebagian dari proyek mereka, yang kami bisa simpulkan :


1. Provinsi Banten

Pejabat: Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah
APBD 2013: Rp 6,052 triliun

A. PT Sinar Ciomas Raya Utama
Pemegang saham:
- Ratu Atut Chosiyah
- Tubagus Chaeri Wardana (adik Atut/suami Airin)
Proyek:
- Pembangunan gedung DPRD Provinsi Banten, 2004-2006 (Rp 93 miliar)

B.PT Profesional Indonesia Lantera Raga
Pemegang saham:
-Ratu Tatu Chasanah
Proyek:
-Pembangunan Jalan Pontang-Kronjo, 2012 (Rp 10,1 miliar)

C.PT Glindingmas Wahananusa
Pengurus:
-John Chaidir
-Ratu Tatu Chasanah
Proyek:
-Pembangunan RSUD Balaraja, 2006, Rp 15 miliar

Catatan:
-Suami Ratu Tatu alias adik ipar Atut, John Chaidir, menjadi tersangka korupsi pembangunan RSUD Balaraja.

2.Kota Tangerang Selatan

Pejabat: Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany (adik ipar Atut)
APBD 2013: Rp 2,2 triliun

PT Putra Perdana Jaya
Pemegang saham:
- Airin Rachmi Diany
- Tubagus Ghifari Al Chusaeri (anak Airin)
Proyek:
-Rehabilitasi dan normalisasi Kali Ciputat, 2013 (Rp 11,3 miliar)
-Pembangunan trotoar Tangerang-Serpong Tahap I, 2013 (Rp 17,8 miliar)

PT Surtini Jaya Kencana (Ratu Irma Suryani—dekat dengan dinasti Ratu Atut)
Proyek: Pembangunan SDN Pamulang 3 dan 4 (Rp 3,6 miliar)

PT Mitra Karya Rattan (pemegang saham: Herdian Koosnadi, kongsi Chaeri Wardana di PT Citraputra Mandiri Internusa)

Proyek: Pembangunan SDN Pondok Cabe Ilir 1 dan 2 (Rp 5,1 miliar)


3.Kota Serang

Pejabat: Wali Kota Serang Tubagus Haerul Jaman (adik Atut)
APBD 2013: Rp 869,7 miliar

Perusahaan:

A.PT Bali Pacific Pragama
Pemegang Saham:
-Tubagus Chaeri Wardana
Proyek:
-Pelebaran jalan batas Kota Serang-Kota Tangerang, 2012 (Rp 28,4 miliar)
-Pemeliharaan berkala batas Kota Serang-Kota Tangerang, 2011 (Rp 52,8 miliar)

B.PT Gunakarya Nusantara
Pemegang saham:
-Nilla Suprapto
-Nurdjanah
Proyek
-Pembangunan Masjid Al-Bantani, Kota Serang, 2008 (Rp 94,3 miliar)

Catatan:
-Diduga ada aliran fee 20 persen dari Gunakarya ke Chaeri Wardana

4.Kabupaten Serang

Pejabat: Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah (adik Atut)
APBD 2013: Rp 2,04 triliun

A.PT Sinar Ciomas Wahana Putra
Pemilik:
-Ratu Atut dan keluarga
Proyek:
-Pekerjaan pengamanan Pantai Tirtayasa, Kabupaten Serang, 2012 (Rp 6,2 miliar)

B.PT Sinar Ciomas Raya Utama
Proyek:
-Pekerjaan pengamanan Pantai Pasauran, Kabupaten Serang (Rp 24,4 miliar)

C.PT Ciboleger Indah Baduy
Pemegang saham:
-Diduga sebagai kerabat Atut
Proyek:
- Program Peningkatan Drainase Primair, Kali Parung, Kota Serang, 2012 (Rp 5 miliar)

Catatan:
-Pengurus Ciboleger, Ratu Irma Suryani, yang merupakan orang dekat Chaeri Wardana, ditahan Kejaksaan Tinggi dalam kasus drainase Kali Parung
-Pendirian perusahaan ditangani Airin selaku notaris

5.Kabupaten Pandeglang

Pejabat: Wakil Bupati Pandeglang Heryani (ibu tiri Atut)
APBD 2013: Rp 1,5 triliun

A.PT Buana Wardana Utama

Pemilik saham:
-Diduga terkait dengan keluarga Atut
Proyek:
-Pembangunan Jalan Marapat-Camara, Kecamatan Geulis, Kabupaten Pandeglang, 2011 (Rp 8,9 miliar)

Catatan:
-Pemimpin Buana, Yayah Rodiah, telah diperiksa KPK dalam kasus suap terhadap Ketua Mahkamah
Konstitusi Akil Mochtar


B.PT Putra Perdana Jaya
Proyek:
-Pembangunan ruas jalan Citeureup-Tanjung Lesung-Sumur, Kabupaten Pandeglang, 2013 (Rp 38,5 miliar)

Rekening AKIL MUCHTAR dibekukan KPK

Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Johan Budi SP mengatakan bahwa sudah ada rekening Ketua Mahkamah Konstitusi non aktif Akil Mochtar yang dibekukan untuk kepentingan penyidikan. “Memang benar ada rekening AM yang diblokir,” kata Johan Budi

Johan tak menyebut berapa rekening Akil yang sudah diblokir. “Ya rekening yang diduga terkait dengan sangkaan tindak pidana korupsi,” katanya.

Selanjutnya, KPK akan melakukan penelusuran lebih lanjut. “Apakah berasal dari Tindak Pidana Korupsi atau bukan,” katanya.

Sebelumnya, Akil ditangkap KPK di rumah dinasnya, di kawasan Widya Candra, Jakarta, 3 Oktober 2013. Ia diduga menerima suap dalam perkara sengketa Pemilihan Kepala Daerah Kalimantan Tengah yang kini bergulir di MK. Akil juga diduga menerima suap dari perkara sengketa Pilkada Lebak, Banten.

Selain dia, KPK juga sudah menetapkan status tersangka terhadap politikus Partai Golkar, Chairun Nisa; Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Hambit Bintih; Tubagus Chairi Wardana alias Wawan yang juga adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah; advokat Susi Tur Andayani; serta pengusaha asal Palangkaraya, Cornelis Nalau.

Rekening Akil Muchtar dibekukan

"Memang benar ada pemblokiran rekening milik tersangka AM," kata Johan Budi.

Johan mengatakan, pemblokiran rekening mantan pengacara tersebut dilakukan Rabu lalu. Namun Johan menolak menyebutkan jumlah duit di dalam rekening itu. "Beberapa waktu lalu, tim melakukan penelusuran aset dan dilanjutkan pemblokiran rekening, Rabu kemarin," kata dia.

Akil ditangkap KPK di rumah dinasnya, di kawasan Widya Candra, Jakarta, 3 Oktober 2013. Ia diduga menerima suap dalam perkara sengketa Pemilihan Kepala Daerah Kalimantan Tengah, yang kini bergulir di MK. Akil juga diduga menerima suap dari perkara sengketa Pilkada Lebak, Banten.

Selain Akil, KPK juga sudah menetapkan politikus Partai Golkar, Chairun Nisa; Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Hambit Bintih; Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan yang juga adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah; advokat Susi Tur Andayani; serta pengusaha asal Palangkaraya, Cornelis Nalau, sebagai tersangka.

Otto Hasibuan, pengacara Akil, mengatakan rekening koran yang diblokir KPK itu ada di Bank Rakyat Indonesia. Menurut dia, rekening itu berisi deposito yang berasal dari gaji Akil.

Oleh karena itu, kata Otto, pihaknya keberatan karena pemblokiran tersebut tidak berkaitan dengan pokok perkara. "Kalau misalkan itu terkait pencucian uang, silakan, tapi kan belum ada pasal itu, jadi Pak Akil merasa kurang relevan."

Thursday 13 June 2013

Semua jenderal bintang tiga pantas menjadi orang nomor satu di kepolisian

Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo akan memasuki masa pensiun pada Januari 2014 mendatang. Namun isue pergantian Kapolri sudah merebak dari april yang lalu.
Ali-alih agar proses pengamanan terhadap penyelenggaraan pemilu bisa berjalan lancar, pergantiannya dipercepat.
Didahului dengan mutasi 11 Kapolda yang tidak terlalu mengejutkan. Wajar agar maping pengamanan persiapan Pemilu 2014 lebih siap sedini mungkin, mengingat konstalasi jelang pemilu 2014 yang semakin panas.

Kapolri Jenderal Timur Pradopo menegaskan, penggantinya nanti tergantung keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Timur, semua jenderal bintang tiga pantas menjadi orang nomor satu di kepolisian. Timur Pradopo mengatakan, meski beredar beberapa nama yang diunggulkan untuk menjadi Kapolri, keputusan ada di tangan Presiden SBY

Pengganti Kapolri ataupun Wakapolri bisa lebih baik dari saat ini. Para calon pengganti nantinya adalah para perwira tinggi polisi yang berasal dari bintang tiga yang saat ini sedang menjabat.

Semua jelas, bintang tiga ada 5 orang, bintang dua yang junior ada juga. Karena gak mungkin bintang dua senior jadi calon. Misalnya ada bintang dua Kapolda '78 ya tidak mungkin lagi karena sudah pensiunlah. Yang bintang dua junior masih panjang waktunya.

Berikut jenderal bintang tiga atau Komisaris Jenderal yang masuk dalam bursa calon Kapolri. Selain menyandang tiga bintang di pundak, mereka  layak masuk karena  memiliki sisa jenjang karir minimal 2 tahun dari batas usia pensiun di Polri, 58 tahun.

1. Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Anang Iskandar
Komjen Pol Anang Iskandar, sekarang menjabat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) disebut-sebut menjadi calon kuat  pengganti Kapolri Jenderal Timur Pradopo. Pria kelahiran Mojokerto, Jawa Timur, 18 Mei 1958, itu adalah perwira tinggi  aktif angkatan 1983. 
Karir Anang lumayan cepat. Hanya dua bulan menjabat orang nomor satu di Akademi Kepolisian, Anang kembali dimutasi, dan  kini dipromosikan menjadi kepala pelaksana harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional menggantikan Komjen Gories Mere.
Sebelum menjabat sebagai Kepala BNN, Anang sempat menjabat sebagai Kapolres Blitar, Kapolres Kediri, Kepala SPN Mojokerto  Polda Jatim, Kepala SPN Lido Polda Metro Jaya, dan Kapolwiltabes Surabaya. 
Dia juga pernah menjabat Direktur Advokasi Deputi bidang Pencegahan BNN, Kapolda Jambi (2011), Kepala Divisi Humas Polri,  Juni-September 2012, Gubernur Akpol, September-Desember 2012, dan menjabat Kepala BNN mulai 11 Desember 2012- sekarang.

2.Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian Komjen Budi Gunawan
Budi Gunawan adalah perwira tinggi polri Angkatan 1983. Kini dia menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian.? Sebelum itu secara berturut-turut ia pernah bertugas sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, Kepala? Divisi Hukum Polri, Kapolda Jambi, Kepala Selapa Polri.
Dia juga pernah menjabat sebagai Kapolda Bali. Bahkan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri, Budi Gunawan pernah menjabat sebagai ajudan presiden.
Tahun 2006 Budi pernah bertugas di bagian pendidikan Polri sebagai Kepala Selapa Polri. Semasa Budi Gunawan menjadi Kepala Selapa Polri, Budi melakukan banyak perubahan yang sangat positif dan signifikan untuk perkembangan pendidikan Polri di Selapa.
Budi berhasil mendirikan Selapa Knowlegde Centre (SKC) pada tanggal 18 Desember 2006. SKC adalah perpustakaan digital? modern dan “canggih” untuk para perwira polisi yang menjadi siswa Selapa. Perpustakaan itu juga dapat dikunjungi oleh? masyarakat umum.
Budi termasuk yang santer disebut-sebut sebagai salah satu pati pemilik rekening gendut. Tetapi dalam beberapa kesempatan? Mabes Polri selalu mengatakan bahwa kepemilikan rekening gendut tersebut sudah diproses dan tidak ada masalah.

3. Kabareskrim Komjen Pol Sutarman
Komjen Pol Drs Sutarman adalah alumni Akpol 1981. Dia merupakan Kabareskrim Mabes Polri yang aktif sejak 6 Juli 2011. Dia diangkat sebagai orang nomor satu di Bareskrim untuk menggantikan Ito Sumardi Ds yang telah memasuki masa pensiun.
Sutarman tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting di sepanjang karirnya. Pada tahun 2000, dia adalah Ajudan Presiden RI pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. Kemudian pada akhir 2004, dia pernah menjabat sebagai Kapolwiltabes Surabaya, dan kemudian berturut-turut menjabat sebagai Kapolda Kepri, Kaselapa Lemdiklat Polri. Setelah menjabat sebagai Kaselapa Lemdiklat Polri, Sutarman lalu menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat pada masa jabatan 23 Juni 2010 hingga 4 Oktober 2010. Ia menggantikan Irjen Pol Timur Pradopo. 
Setelah lepas jabatan sebagai Kapolda Jawa Barat dan digantikan oleh Irjen Pol H Suparni Parto, Sutarman kemudian menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.
Pada 2011, setelah melalui proses penyaringan, jabatan Kabareskrim Mabes Polri ditentukan dan posisi penting itu akhirnya diduduki oleh Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman. Ada keunikan dalam sejarah karir Jenderal bintang tiga ini. Sutarman pernah menggantikan Timur Pradopo (yang kini adalah Kapolri) di dua tempat yang berbeda, yakni Polda Jabar dan Polda Metro Jaya. Mungkinkah dia kembali menggantikan Timur Pradopo?

Monday 10 June 2013

Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.


NEGARA ini tidak hanya miskin dalam arti sesungguhnya, tetapi juga miskin negarawan. Sudah lama anak bangsa merindukan negarawan yang memiliki obsesi besar bagaimana mengelola negara dengan penuh kewibawaan dan kebijaksanaan. Negarawan melahirkan pikiran-pikiran besar, memiliki kearifan yang melampaui kepentingan sempit, bahkan sering menemukan terobosan keputusan yang menyangkut kehidupan bernegara yang menguakkan harapan bahwa bangsa ini masih punya masa depan.
Tidak ada musuh abadi bila selalu mengedepankan kesatuan dan persatuan anak bangsa ketimbang kepentingan pribadi. 
Dinamika demokrasi dalam reformasi yang belum berujung ini, sudah selayaknya membuat semua elite negeri bersatu, setajam apa pun perbedaan yang terjadi di antara mereka.

Demikian hikmah yang dirasakan anak bangsa saat ini, dengan meninggalnya Ketua MPR RI,  Taufiq Kiemas  di sebuah rumah sakit di Singapura, Sabtu (8/6/2013) malam.  Almarhum sebagai salah satu tokoh politik dari PDIP banyak memberi warna dunia perpolitikan Indonesia khususnya sejak 2004. 
Almarhum Taufik Kiemas dikenal oleh kawan dan lawan politiknya sebagai tokoh yang fleksibel dan pemersatu. Beliau dianggap  sebagai jangkar pemersatu bangsa karena sikap-sikap politiknya yang luwes dan selalu mempersatukan para pihak yang berseteru. 
Sadar atau tidak sadar, anak bangsa cukup terinspirasi dari tauladan seorang negarawan Taufik Kiemas. Perbincangan, kesan dan pesan serta apa yang telah dilakukan beliau menghiasi media dan menjadi perbincangan semua elemen masyarakat. 

Taufik Kiemas  tampil sebagai penengah ketika hubungan  Mega dan Gus Dur memanas saat  PDIP menang pemilu tahun 1999, namun Megawati justru gagal menjadi presiden. Pemilihan Gus Dur sebagai presiden  memecah pertemanan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu dengan Megawati. Padahal sebelumnya mereka berdua bahu-membahu bersama menggerakkan reformasi.
Namun Taufiq Kiemas tampil sebagai penengah dan menganjurkan agar Mega menerima tawaran  kursi wakil presiden dengan alasan apabila tawaran tersebut  tak diambil Megawati, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang saat itu dipanglimai Wiranto kemungkinan besar akan mengisinya.

Taufik Kiemas juga menjadi tokoh perantara hubungan antara Mega dan SBY yang sejak dulu sudah dingin, posisi Taufiq sebagai Ketua MPR di kemudian hari mempermudah dia menjalin komunikasi dengan rival politiknya itu. Taufiq dan SBY kerap bertemu dalam acara kenegaraan. Taufiq bahkan pernah mengunjungi SBY di luar kapasitasnya sebagai Ketua MPR.
SBY pun menjaga hubungan baik dengan Taufiq. Saat Taufiq Kiemas menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Trisakti, SBY hadir di sana. Maka dalam pemakaman Taufiq di Kalibata, SBY memuji almarhum sebagai sosok konsiliator. “Mari kita beri penghormatan tinggi atas darma bakti almarhum,” kata SBY.

Sikap Politik Almarhum yang fleksibel dan lebih mengutamakan persatuan dan perdamaian diantara kelompok dan tokoh-tokoh yang berseteru merupakan sikap berpolitik yang layak ditiru oleh bangsa ini kedepan.
Bahkan sebelum menhembuskan napas terakhirnya, Taufiq Kiemas meninggalkan  pesan khusus kepada Politisi senior PDI Perjuangan, Pramono Anung, yang ikut mendampingi detik-detik akhir Kiemas di Singapura agar  semua pihak mewujudkan perdamaian.
“Beliau sampaikan bahwa kita harus bisa berdamai dengan semua orang, termasuk dengan pemerintahan yang ada,” beber Pramono menirukan ucapan  Kiemas yang saat itu didampingi Megawati Soekarnoputri, putra-putri dan cucu-cucunya di rumah sakit Singapura.
Pramono  mengaku selalu dinasihati Kiemas agar DPR tak selalu berbeda dengan pemerintah. “Beliau ini karakternya selalu mengajak damai, duduk bersama,” katanya.

2014 tinggal menunggu waktu, akankah sikap kenegarawan elite politik saat ini dapat "memusyawarahkan" dan mendinginkan kepentingan kelompok untuk 2014 yang lebih baik....?  Hanya waktu yang bisa menjawab. Sementara ini hanya tiga parpol yang terlihat akan kuat pada 2014, Golkar, PDIP dan Gerindra. ARB mulai menguat dengan iklan-iklannya, hanya hambatan Lapindo apabila diselesaikan menjelang 2014, bukan tidak mungkin ARB akan menjadi petarung first class. Prabowo elektabilitasnya, baik dirinya maupun Gerindra, terus membaik. Apabila Gerindra pada pemilu 2014 mampu menjadi parpol papan atas, maka Prabowo bisa menjadi calon alternatif kuat, akan menjadi palingan arah konstituen menggantikan SBY, judulnya perubahan dari Jenderal ragu ke Jenderal berani dan tegas, kira-kira begitu.
Dan yang sangat menarik, elektabilitas PDIP yang terus membaik dan masih bertahannya elektabilitas Ibu Mega. Dengan ketidak beradaan Taufiq Kiemas, nampaknya peluang Partai Demokrat untuk berkoalisi dengan PDIP akan mengecil. PDIP kini menjadi parpol berpeluang terbesar untuk menjadi penguasa, mempunyai dua calon presiden, Mega dan Jokowi. Daya tarik Jokowi kini jelas terus naik,  dipantau ketat oleh Ketua Umum PDIP. 
Selamat Jalan Bapak Taufik Kiemas, Segala perjuangan dan cita2 mu akan diteruskan oleh Anak Bangsa Indonesia. Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.

Friday 7 June 2013

Masih ada kecerdasan masyarakat untuk menyambut 2014.

Kegalauan para pengamat POLITIK semakin menyiratkan wajah politik INDONESIA jelang 2014. Betapa tidak, banyak kasus hukum yang tersandera karena kepentingan politik, kelompok hingga kini hanya menjadi konsumsi berita. Siapa tau memang masih menjadi proses. Namun masyarakat disuguhkan dengan gambaran sebuah "sandiwara politik".  layaknya sebuah serial sinetron yang kejar tayang dan kejar rating.  Coba saja tengok kasus proyek Hambalang, kasus sapi impor atau kasus wisma atlet Sea Games. Semua kasus itu melibatkan para politisi.
Walaupun sejauh ini, politisi berstatus tersangka korupsi memang selalu diganjar hukuman oleh pengadilan. Lalu, bagaimana dengan partai dimana politisi korup itu bernaung? Praktis, partai-partai politik itu bebas dari hukuman.

Peneliti ICW Abdullah Dahlan mengatakan modus korupsi politik umumnya terencana. Abdullah bahkan melihat ada unsur koordinasi dalam sebuah kasus korupsi politik. Koordinasi itu melibatkan politisi baik itu di legislatif maupun eksekutif.
“Kasus-kasus korupsi ini terlihat terencana, terkoordinasi dan by design dengan baik, hal ini bisa terlihat dari mulai perencanaan yang dilakukan sejak awal, ada komunikasi antara politisi legislatif, birokarasi eksekutif serta juga ada pembicaraan dengan pelaksana tender,” tutur Abdullah dalam sebuah diskusi di Komisi Hukum Nasional (KHN), Rabu lalu (13/2).

Dikatakan Abdullah, korupsi politik di negeri ini semakin merajalela. Terlebih pada tahun 2013 ini, dimana ajang demokrasi terbesar yakni Pemilu 2014 hanya berselang satu tahun lagi. Menurut dia, tahun 2013 potensial terjadi partai-partai politik melegalkan cara-cara korupsi demi kepentingan pemilu.
“Inilah yang seharusnya mendapatkan perhatian khusus dan serius dari semua kalangan, termasuk partai politik. Jangan sampai wajah politik negeri ini dikotori dengan perilaku koruptif terlebih menghadapi pemilu,” kata dia.

Dalam acara yang sama, Ketua KHN Prof Jacob Elfinus Sahetapy juga mengutarakan keprihatinan terhadap maraknya korupsi politik. Ekstremnya, menurut Prof Sahetapy, korupsi politik bisa membuat Indonesia hancur. “Tinggal menunggu waktu saja Indonesia akan hancur, jika melihat kelakuan partai politik yang busuk,” ujarnya.

Pakar hukum dari Universitas Airlangga ini berpendapat partai politik seharusnya turut diberikan sanksi hukum jika kadernya terlibat kasus korupsi. Sayangnya, hal tersebut belum bisa diwujudkan karena regulasi yang berlaku saat ini tidak ada yang mengatur secara khusus tentang ancaman sanksi untuk partai politik sebagai dampak dari perilaku koruptif kadernya.

Abdullah Dahlan sepakat dengan Sahetapy. Menurutnya, partai politik sudah sepatutnya diberikan sanksi hukum jika kadernya terbukti melakukan korupsi. Sayangnya, diakui Abdullah, dasar hukumnya belum ada. “Di dalam Undang-undang Partai Politik pun tidak ada klausul satu pun yang menyebabkan partai bisa dibubarkan, atau dibekukan kepesertaannya kalau partai terkait kasus korupsi,” ujarnya.

Berdasarkan penelusuran hukumonline, UU No 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik serta undang-undang perubahannya, UU No 2 Tahun 2011 memang tidak memuat ketentuan yang spesifik mengatur ancaman sanksi terhadap partai politik terkait kasus korupsi kadernya.

Namun dari total empat pasal dalam Bab Sanksi, terdapat beberapa pasal dan ayat yang sebenarnya bisa digunakan untuk menjerat partai politik terkait kasus korupsi. Meskipun hanya sanksi administratif. Pasal-pasal dan ayat-ayat itu antara lain Pasal 47 ayat (5), Pasal 48 ayat (2), (3), (4), dan (5).

Pasal 47 ayat (5) berbunyi, “Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3) huruf e dikenai sanksi administratif yang ditetapkan oleh badan/lembaga yang bertugas untuk menjaga kehormatan dan martabat Partai Politik beserta anggotanya”. Pasal 40 ayat (3) huruf e tentang larangan partai politik menggunakan fraksi di MPR,DPR, DPD, dan DPRD sebagai sumber pendanaan partai politik.

Dari rumusan Pasal 47 ayat (5), sebuah partai politik bisa saja dikenai sanksi administratif jika penegak hukum dapat membuktikan bahwa kader partai itu di parlemen melakukan korupsi dengan tujuan mendanai partai politiknya. Sayangnya, Pasal 47 ayat (5) mensyaratkan bahwa penetapan sanksi dilakukan oleh “badan/lembaga yang bertugas untuk menjaga kehormatan dan martabat Partai Politik beserta anggotanya” yang hingga kini belum ada.

Dinamika perjalanan demokrasi memang masih menuju arah perbaikan seiring waktu situasi dan kondisi yang berkembang. Masyarakat percaya, bahwa masih banyak pemikir di republik ini yang sedang merumuskan perbaikan reformasi ke arah yang lebih baik dan pas demi kejayaan bangsa. Masih banyak pilihan, masih ada kesempatan, masih ada perubahan yang lebih baik dan  masih ada kecerdasan masyarakat untuk menyambut 2014. 

Sumber: http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt512382782cbfc/partai-seharusnya-dihukum-jika-kader-korupsi
             http://platmerahonline.com/kehancuran-indonesia-tinggal-menunggu-waktu/

Friday 31 May 2013

Di atas kelima dasar (PANCASILA) itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi,,,#SOEKARNO#

Saudara-saudara, jangan orang mengira bahwa tiap-tiap negara merdeka adalah satu nationale staat! Bukan Pruisen, bukan Beieren, bukan Sakssen adalah nationale staat, tetapi seluruh Jermanialah satu nationale staat. Bukan bagian kecil-kecil, bukan Venetia, bukan Lombardia, tetapi seluruh Italialah, yaitu seluruh semenanjung di Laut Tengah, yang diutara dibatasi pegunungan Alpen, adalah nationale staat. Bukan Benggala, bukan Punjab, bukan Bihar dan Orissa, tetapi seluruh segi-tiga Indialah nanti harus menjadi nationale staat.
Demikian pula bukan semua negeri-negeri di tanah air kita yang merdeka di jaman dahulu, adalah nationale staat. Kita hanya 2 kali mengalami nationale staat, yaitu di jaman Sri Wijaya dan di zaman Majapahit. Di luar dari itu kita tidak mengalami nationale staat. Saya berkata dengan penuh hormat kepada kita punya raja-raja dahulu, saya berkata dengan beribu-ribu hormat kepada Sultan Agung Hanyokrokoesoemo, bahwa Mataram, meskipun merdeka, bukan nationale staat. Dengan perasaan hormat kepada Prabu Siliwangi di Pajajaran, saya berkata, bahwa kerajaannya bukan nationale staat. Dengan persaan hormat kepada Prabu Sultan Agung Tirtayasa, berkata, bahwa kerajaannya di Banten, meskipun merdeka, bukan satu nationale staat. Dengan perasaan hormat kepada Sultan Hasanoedin di Sulawesi yang telah membentuk kerajaan Bugis, saya berkata, bahwa tanah Bugis yang merdeka itu bukan nationale staat.
Nationale staat hanya Indonesia  seluruhnya,  yang telah berdiri dijaman Sri Wijaya dan Majapahit dan yang kini pula kita harus dirikan bersama-sama. Karena itu, jikalau tuan-tuan terima baik, marilah kita mengambil sebagai dasar Negara yang pertama: Kebangsaan Indonesia. Kebangsaan Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatera, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali, atau lain- lain,tetapi k e b a n g s a a n  I n d o n e s i a, yang bersama-sama menjadi dasar satu nationale staat.


Maaf, Tuan Lim Koen Hian, Tuan tidak mau akan kebangsaan? Di dalam pidato Tuan, waktu ditanya sekali lagi oleh Paduka Tuan fuku-Kaityoo, Tuan menjawab: „Saya tidak mau akan kebangsaan".
Lim Koen Hian: Bukan begitu. Ada sambungannya lagi.
Soekarno : Kalau begitu, maaf, dan saya mengucapkan terima kasih, karena tuan Lim Koen Hian pun menyetujui dasar kebangsaan. 
Saya tahu, banyak juga orang-orang Tionghoa klasik yang tidak mau akan dasar kebangsaan, karena mereka memeluk faham kosmopolitisme, yang mengatakan tidak ada kebangsaan, tidak ada bangsa. Bangsa Tionghoa dahulu banyak yang kena penyakit kosmopolitisme, sehingga mereka berkata bahwa tidak ada bangsa Tionghoa, tidak ada bangsa Nippon, tidak ada bangsa India, tidak ada bangsa Arab, tetapi semuanya „menschheid",„peri kemanusiaan". Tetapi Dr. Sun Yat Sen bangkit, memberi pengajaran kepada rakyat Tionghoa, bahwa  ada kebangsaan Tionghoa! Saya mengaku, pada waktu saya berumur 16 tahun, duduk di bangku sekolah H.B.S. diSurabaya, saya dipengaruhi oleh seorang sosialis yang bernama A. Baars, yang memberi pelajaran kepada saya, - katanya: jangan berfaham kebangsaan, tetapi berfahamlah rasa kemanusiaan sedunia, jangan mempunyai rasa kebangsan sedikitpun. Itu terjadi pada tahun 17. Tetapi pada tahun 1918, alhamdulillah, ada orang lain yang memperingatkan saya, - ialah Dr SunYat Sen! Di dalam tulisannya „San Min Chu I" atau „The Three People’s Principles", saya mendapat pelajaran yang membongkar kosmopolitisme yang diajarkan oleh A. Baars itu. Dalam hati saya sejak itu tertanamlah rasa kebangsaan, oleh pengaruh „The Three People"s Principles" itu.

Maka oleh karena itu, jikalau seluruh bangsa Tionghoa menganggap Dr. Sun Yat Sen sebagai penganjurnya, yakinlah, bahwa Bung Karno juga seorang Indonesia yang dengan perasaan hormat-sehormat-hormatnya merasa berterima kasih kepada Dr. Sun Yat Sen, - sampai masuk kelobang kubur.        (Anggauta-anggauta Tionghoa bertepuk tangan).

Saudara-saudara. Tetapi ........  tetapi ........... memang prinsip kebangsaan ini ada BAHAYANYA! Bahayanya ialah mungkin orang meruncingkan nasionalisme menjadi chauvinisme, sehingga berfaham „Indonesia uber Alles". Inilah bahayanya! Kita cinta tanah air yang satu, merasa berbangsa yang satu, mempunyai bahasa yang satu. Tetapi Tanah Air kita Indonesia hanya satu bahagian kecil saja dari pada dunia! Ingatlah akan hal ini!


Gandhi berkata: „Saya seorang nasionalis, tetapi kebangsaan saya adalah perikemanusiaan „My nationalism is humanity". Kebangsaan      yang kita anjurkan bukan kebangsaan yang menyendiri, bukan chauvinisme, sebagai dikobar-kobarkan orang di Eropah, yang mengatakan„Deutschland uber Alles", tidak ada yang setinggi Jermania, yang katanya, bangsanya minulyo, berambut jagung dan bermata biru, „bangsa Aria", yang dianggapnya tertinggi diatas dunia, sedang bangsa lain-lain tidak ada harganya. Jangan kita berdiri di atas azas demikian, Tuan-tuan, jangan berkata, bahwa bangsa Indonesialah yang terbagus dan termulya, serta meremehkan bangsa lain. Kita harus menuju persatuan dunia, persaudaraan dunia. 
Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia Merdeka, tetapi kita harus menuju pula  kepada kekeluargaan bangsa-bangsa. Justru inilah prinsip saya yang kedua. Inilah filosofisch principe yang nomor dua, yang saya usulkan kepada Tuan-tuan, yang boleh saya namakan „internasionalisme".

Tetapi jikalau saya katakan internasionalisme, bukanlah saya bermaksud  kosmopolitisme, yang tidak mau adanya kebangsaan, yang mengatakan tidak ada Indonesia, tidak ada Nippon, tidak ada Birma, tidak ada Inggris, tidak ada Amerika, dan lain-lainnya.
Internasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman- sarinya internasionalisme. Jadi, dua hal ini, saudara-saudara, prinsip 1 dan prinsip 2, yang pertama-tama saya usulkan kepada tuan-tuan sekalian, adalah bergandengan erat satu sama lain.

Kemudian, apakah dasar yang ke-3? Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara „semua buat semua", „satu buat semua, semua buat satu". Saya yakin syarat terkuat untuk Indonesia adalah permusyawaratan perwakilan. 
Untuk pihak Islam, inilah tempat yang terbaik untuk memelihara agama. Kita, sayapun, adalah orang Islam, -- maaf beribu-ribu maaf, keislaman saya jauh belum sempurna,  -- tetapi kalau saudara-saudara membuka saya punya dada, dan melihat saya punya hati, tuan-tuan akan dapati tidak lain tidak bukan hati Islam. 
Dan hati Islam Bung karno ini, ingin membela Islam dalam mufakat, dalam permusyawaratan. Dengan cara mufakat, kita perbaiki segala hal, juga keselamatan agama, yaitu dengan jalan pembicaraan atau permusyawaratan di dalam Badan Perwakilan Rakyat.
Apa-apa yang belum memuaskan, kita bicarakan di dalam permusyawaratan. Badan perwakilan, inilah tempat kita untuk mengemukakan tuntutan-tuntutan Islam. Disinilah kita usulkan kepada pemimpin-pemimpin rakyat, apa-apa yang kita rasa perlu bagi perbaikan. Jikalau memang kita rakyat Islam, marilah kita bekerja sehebat-hebatnya, agar-supaya sebagian yang terbesar dari pada kursi-kursi badan perwakilan Rakyat yang kita adakan, diduduki oleh utusan Islam.Jikalau memang rakyat Indonesia rakyat yang bagian besarnya rakyat Islam, dan jikalau memang Islam disini agama yang hidup berkobar-kobar didalam kalangan rakyat, marilah kita pemimpin-pemimpin menggerakkan segenap rakyat itu, agar supaya mengerahkan sebanyak mungkin utusan- utusan Islam ke dalam badan perwakilan ini. Ibaratnya badan perwakilan Rakyat 100 orang anggautanya, marilah kita bekerja, bekerja sekeras-kerasnya, agar supaya 60,70, 80, 90 utusan yang duduk dalam perwakilan rakyat ini orang Islam, pemuka-pemuka Islam. dengan sendirinya hukum-hukum yang keluar dari badan perwakilan rakyat itu, hukum Islam pula. Malahan saya yakin, jikalau hal  yang demikian itu nyata terjadi, barulah boleh dikatakan bahwa agama Islam benar-benar  h i d u p  di dalam jiwa rakyat, sehingga 60%, 70%, 80%, 90% utusan adalah orang Islam, pemuka-pemuka Islam, ulama-ulama Islam. Maka saya berkata, baru jikalau demikian, baru jikalau demikian, Hiduplah Islam Indonesia, dan bukan Islam yang hanya diatas bibirsaja. Kita berkata, 90% dari pada kita beragama Islam, tetapi lihatlah didalam sidang ini berapa % yang memberikan suaranya kepada Islam? 
Maaf seribu maaf, saya tanya hal itu! Bagi saya hal itu adalah satu bukti, bahwa Islam belum hidup sehidup-hidupnya di dalam kalangan rakyat. Oleh karena itu, saya minta kepada saudara-saudara sekalian, baik yang bukan Islam, maupun terutama yang Islam, setujuilah prinsip nomor 3 ini, yaitu prinsip permusyawaratan, perwakilan.

Dalam perwakilan nanti ada perjoangan sehebat-hebatnya. Tidak ada satu staat yang hidup betul-betul hidup, jikalau di dalam badan-perwakilannya tidak seakan-akan bergolak mendidih kawah Candradimuka, kalau tidak ada perjoangan faham di dalamnya. Baik di dalam staat Islam, maupun di dalam staat Kristen, perjoangan selamanya ada. Terimalah prinsip nomor 3, prinsip mufakat, prinsip perwakilan rakyat!
Di dalam perwakilan rakyat saudara-saudara islam dan saudara-saudara kristen bekerjalah sehebat- hebatnya. Kalau misalnya orang Kristen ingin bahwa tiap-tiap letter di dalam peraturan-peraturan negara Indonesia harus menurut Injil, bekerjalah mati- matian, agar suapaya sebagian besar dari pada utusan-utusan yang masuk badan perwakilan Indonesia ialah orang kristen, itu adil, - fair play!. Tidak ada satu negara boleh dikatakan negara hidup, kalau tidak ada perjoangan di dalamnya. 
Jangan kira di Turki tidak ada perjoangan. Jangan kira dalam negara Nippon tidak ada pergeseran pikiran. 
Allah subhanahuwa Ta’ala memberi pikiran kepada kita, agar supaya dalam pergaulan kita sehari-hari, kita selalu bergosok, seakan-akan menumbuk membersihkan gabah, supaya keluar dari padanya beras, dan beras akan menjadi nasi Indonesia yang sebaik-baiknya. Terimalah saudara-saudara, prinsip nomor 3, yaitu prinsip permusyawaratan.


Prinsip No. 4 sekarang saya usulkan, Saya di dalam 3 hari ini belum mendengarkan prinsip itu, yaitu prinsip  Kesejahteraan , prinsip ketidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka.  Saya katakan tadi: prinsipnya San Min Chu I ialah Mintsu, Min Chuan, Min Sheng: nationalism, democracy,  sosialism. Maka prinsip kita harus: Apakah kita mau Indonesia Merdeka, yang kaum kapitalnya merajalela, ataukah yang semua rakyat sejahtera, yang semua orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang-pangan kepadanya? Mana yang kita pilih, saudara- saudara? Jangan saudara kira, bahwa kalau Badan Perwakilan Rakyat sudah ada, kita dengan sendirinya sudah mencapai kesejahteraan ini. Kita sudah lihat, di negra-negara Eropah adalah Badan Perwakilan, adalah parlementaire democracy. Tetapi tidakkah 
di Eropah justru kaum kapitalis merajalela? 
Di Amerika ada suatu badan perwakilan rakyat, dan tidakkah di Amerika kaum kapitalis merajalela? Tidakkah di seluruh benua Barat kaum kapitalis merajalela? Padahal ada badan perwakilan rakyat! Tak lain tak bukan sebabnya, ialah oleh karena badan- badan perwakilan rakyat yang diadakan disana itu, sekedar menurut resepnya Franche Revolutie. Tak lain tak bukan adalah yang dinamakan democratie disana itu hanyalah  politik demokrasi saja; semata-mata tidak ada sociale rechtvaardigheid, -- tak ada keadilan sosial,  tidak ada ekonomi demokrasi sama sekali.


Saudara-saudara, saya ingat akan kalimat seorang pemimpin Perancis, Jean Jaures, yang menggambarkan politieke democratie. „Di dalam Parlementaire Democratie, kata Jean Jaures, di dalam Parlementaire Democratie, tiap-tiap orang mempunyai hak sama. Hak p o l i t i e k  yang sama, tiap orang boleh memilih, tiap-tiap orang boleh masuk di dalam parlement. Tetapi adakah Sociale rechtvaardigheid, adakah kenyataan kesejahteraan di kalangan rakyat?"  Maka oleh karena itu Jean Jaures berkata lagi:  „Wakil kaum buruh yang  mempunyai hak  p o l i t i e k  itu, di dalam Parlement dapat menjatuhkan minister.
Ia seperti Raja! Tetapi di dalam dia punya tempat bekerja, di dalam paberik,  - sekarang ia menjatuhkan minister, besok dia dapat dilempar keluar ke jalan raya, dibikin werkloos, tidak dapat makan suatu apa". 

Adakah keadaan yang demikian ini yang kita kehendaki? Saudara-saudara, saya usulkan: Kalau kita mencari demokrasi, hendaknya bukan demokrasi barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hidup, yakni  p o l i ti e k - e c o m i s c h e democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial!  Rakyat Indonesia sudah lama bicara tentang hal ini. Apakah yang dimaksud dengan Ratu Adil? Yang dimakksud dengan faham Ratu Adil, ialah sociale rechtvaardigheid. Rakyat ingin sejahtera. Rakyat yang tadinya merasa dirinya kurang makan kurang pakaian, menciptakan dunia-baru yang di dalamnya a d a keadilan di bawah pimpinan Ratu Adil.

Maka oleh karena itu, jikalau kita memang betul-betul mengerti, mengingat mencinta rakyat Indonesia, marilah kita terima prinsip hal sociale rechtvaardigheid ini, yaitu bukan saja persamaan  p o l i t i e k,  saudara-saudara, tetapi pun di atas lapangan  e k o n o m i kita harus mengadakan persamaan, artinya kesejahteraan bersama yang sebaik-baiknya.
Saudara-saudara, badan permusyawaratan yang kita akan buat, hendaknya bukan badan permusyawaratan politieke democratie saja, tetapi badan yang      bersama dengan masyarakat dapat mewujudkan dua prinsip: politieke rechtvaardigheid dan sociale rechtvaardigheid. 

Kita akan bicarakan hal-hal ini bersama-sama,saudara-saudara, di dalam badan permusyawaratan. Saya ulangi lagi, segala hal akan kita selesaikan, segala hal! Juga di dalam urusan kepada negara, saya terus terang, saya tidak akan memilih monarchie. Apa sebab? Oleh karena monarchie „vooronderstelt erfelijkheid",  - turun-temurun. Saya seorang Islam, saya demokrat karena saya orang Islam, saya meng-hendaki mufakat, maka saya minta supaya tiap-tiap kepala negara pun dipilih. Tidakkah agama Islam mengatakan bahwa kepala-kepala negara, baik kalif, maupun Amirul mu’minin, harus dipilih oleh Rakyat? Tiap-tiap kali kita mengadakan kepala negara, kita pilih. 
Jikalau pada suatu hari Ki Bagus Hadikoesoemo misalnya, menjadi kepala negara Indonesia, dan mangkat, meninggal dunia, jangan anaknya Ki Hadikoesoemo dengan sendirinya, dengan automatis menjadi pengganti Ki Hadikoesoemo. Maka oleh karena itu saya tidak mufakat kepada prinsip monarchie itu.


Saudara-saudara, apakah prinsip ke-5? Saya telah mengemukakan 4 prinsip: 
1. Kebangsaan Indonesia. 
2. Internasionalisme,  -  atau peri-kemanusiaan. 
3. Mufakat,   - atau demukrasi. 
4. Kesejahteraan sosial. 

Prinsip yang kelima hendaknya: Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. 
Prinsip  K e t u h a n a n ! Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad s.a.w., orang Buddha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada „egoisme-agama".

Dan hendaknya  N e g a r a  Indonesia satu  N e g a r a          yang bertuhan! Marilah kita amalkan, jalankan agama, baik Islam, maupun Kristen, dengan cara yang be r k e a d a b a n . Apakah cara yang berkeadaban itu? Ialah hormat menghormati satu sama lain. (Tepuk tangan sebagian hadlirin).
Nabi Muhammad s.a.w. telah memberi bukti yang cukup tentang verdraagzaamheid, tentang menghormati agama- agama lain. Nabi Isa pun telah menunjukkan verdraagzaamheid. Marilah kita di dalam Indonesia Merdeka yang kita susun ini, sesuai dengan itu, menyatakan: bahwa prinsip kelima dari pada Negara kita, ialah  Ketuhanan yang Berkebudayaan , Ketuanan yang berbudi pekerti yang luhur, Ketuhanan yang hormat-menghormati satu sama lain. Hatiku akan berpesta raya, jikalau saudara-saudara menyetujui bahwa Negara Indonesia Merdeka berazaskan Ketuhanan Yang Maha Esa! 

Disinilah, dalam pangkuan azas yang kelima inilah, saudara- saudara, segenap agama yang ada di Indonesia sekarang ini, akan mendapat tempat yang sebaik-baiknya. Dan Negara kita akan bertuhan pula! Ingatlah, prinsip ketiga, permufakatan, perwakilan, disitulah tempatnya kita mempropagandakan idee kita masing-masing dengan cara yang berkebudayaan! 

Saudara-saudara! „Dasar-dasar Negara" telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat disini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan d a s a r. Saya senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun Islam lima jumlahnya. Jari kita lima setangan. Kita mempunyai Panca Inderia. Apa lagi yang lima bilangannya?


Seorang yang hadir: Pendawa lima.
Soekarno: Pendawapun lima orangnya. Sekarang banyaknya prinsip; kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan dan ketuhanan, lima pula bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi - saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya ialah PANCASILA.  Sila artinya  azas  atau d a s a r,  dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi. 


Thursday 30 May 2013

Kesantunan Berpolitik Jelang PILPRES 2014

Liga Champions Eropa saja sudah usai dengan  Bayern Munchen  sebagai juaranya.  Apabila kita bandingkan kasus-kasus politik dan hukum semisal kasus ‘sapi gate’ – ‘simulator gate’ - ‘hambalang gate’ apalagi ‘century gate’ hingga saat ini masih saja laga babak penyisihan.  Kapan semifinal dan finalnya belum bisa dijadwalkan. 
Tentu saja bola dengan kasus politik dan hukum jauh berbeda. Namun sebagian masyarakat semakin lama gerah dengan pertontonan kasus hukum yang terbuka seiring dengan kebebasan informasi.
Pertontonan di media terbuka entah sengaja atau atasnama keterbukaan informasi untuk publik. Atau bahkan atas nama kepentingan hukum untuk menggali dan mengembangkan informasi. Bahkan pesanan ‘orang kuat’  sebagai bentuk pembunuhan karakter bagi lawan-lawan politik. Kesemuanya itu sah dan boleh-boleh saja. Kesantunan perilaku politik yang toleransinya tidak ada batas limitasinya.

Ditengah kegalauan seperti tersebut di atas, masih ada juga pertontonan yang cukup membuat masyarakat Indonesia merasa optimis bahwa masih ada kesantunan politik yang perlu ditiru seperti kesantunan para Calon Gubernur di Jawa Tengah, yang kalah segera kirim selamat, yang menang segera beranjangsana untuk merangkul yang kalah. 
Hampir sama dengan pilgub DKI yang lalu dimana Foke segera memberi selamat kepada JOKOWI.

Bagi media maupun pengamat, peristiwa tersebut tidak bisa menjadi “bahan” yang perlu diolah, dikaji, dikupas layaknya kasus ‘pustun-pustun’ atau agen James 007 Fathonah. Cukup diapreasi dan kembali membantu KPK ‘mengolah’ kasus kasus hukumnya.Pertontonan kembali kasus hukum yang ditangani KPK menjadi kasus politik, kasus ‘sinetron’. 

Kejutan yang tak kalah serunya adalah pernyataan dari Prabowo bahwa Kalau Pak Harto Masih Ada, Mungkin Terpilih di Pilpres 2014. Sah-sah saja dan mungkin sebagian masyarakat setuju. Memang semua muaranya di kekuasaan, kepemimpinan, perencanaan, strategi dan wibawa serta kedaulatan NKRI. Dan disini peran seorang PRESIDEN dan Kepala Negara mutlak.


Mungkin ‘H’ finalnya di PILPRES 2014. Babak demi babak memang sudah dan akan dijalani. Situasi dan kondisi masyarakat pada umumnya juga semakin cerdas. Cerdas untuk tidak memilih tokoh atau partai yang bermasalah. Dan semoga tokoh dan partai yang bermasalah-pun diharapkan menjadi cerdas dan santun memberi pelajaran politik yang semakin hari harus semakin bermartabat. 

Sunday 26 May 2013

INTERNAL DEMOKRAT MULAI GOYAH di PILKADA WALIKOTA MAKASSAR

Perang urat Syaraf para calon walikota makassar sepertinya sudah dilancarkan. Saling mengklaim kemenangan sudah dilakukan oleh para kandidat. Bahkan calon walikota dari jalur perseorang Muhyina Muin yang juga merupakan kader Demokrat, sesumbar akan menumbangkan pasangan calon walikota Danny-Ical yang diusung oleh partainya.

"Siapapun yang berlawanan di pemilihan walikota akan kami tumbangkan,karena kami maju untuk menang, jadi siapapun dia,meski berasal dari partai yang sama,kami siapkan kalahkan," ujarnya.

Menurutnya kemenangan adalah tujuan utama,namu dia memberikan catatan bahwa kemenangan yang mereka capai haruslah bermartabat.

Uji sendiri maju berpasangan dengan Syaeful saleh melalui jalur perseorangan.

Muhyina Muin yang sedari awal sudah kecewa terhadap internal Demokrat karena proses mendapatkan rekomendasi partai merasa diakali oleh mekanisme yang dibuat DPD Demokrat Sulawesi Selatan.

Bukanhal yang luar biasa sebenarnya karena di tubuh internal DEMOKRAT sendiri telah terjadi riak-riak persaingan yang tidak sehat ketika mendapatkan rekomendasi partai.

INCUMBENT akan menang kembali di Jawa Tengah


Pilkada menjadi momentum menguji kedewasaan masyarakat dalam berdemokrasi. Perkara pada hari "H"nya masyarakat melakukan golput atau tidak menggunakan hak pilihnya, itu perkara lain. Karena bisa saja ada satu atau lain hal sehingga tidak dapat hadir ke TPS. 

Pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung yang digelar di tanah air sejak tahun 2005, memberikan kesempatan yang luas bagi pemilih untuk menentukan pilihannya sesuai keinginan dan hati nurani masing-masing yang ada di daerah. Setiap pilkada langsung digelar hampir selalu dimenangkan pasangan kandidat incumbent. 

Kesuksesan pasangan kandidat incumbent merupakan fenomena terkini yang terjadi dalam era pesta demokrasi lokal di berbagai daerah, Baik tingkat provinsi, maupun kabupaten dan kota se-Indonesia. Kehadiran pasangan kandidat incumbent dalam proses demokratisasi, menorehkan sejarah tersendiri dalam perjalanan kepemimpinan di daerah masing-masing. 

Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mencatat, bahwa : ”Kepala Daerah incumbent yang maju kembali sebagai calon kepala daerah dalam pilkada (230 orang). Mereka yang menang dan terpilih kembali 143 orang (62,17%), sedangkan incumbent yang lunglai atau kalah hanya 87 orang (37,83%). 

Keunggulan incumbent yang terlihat mencolok pada pilkada kabupaten/kota, yakni menang 62,73% dan yang kalah 32,27%. Sedangkan pada pilkada provinsi hasilnya berimbang yakni yang menang 50% dan kalah 50%.
Hari ini Minggu 26 Mei 2013, Hari “H” pilkada Jawa Tengah sedang dilaksanakan dengan 3 Calon yaitu :
1. Hadi Prabowo -Don Murdono (Koalisi PPP, PKB, Hanura, Gerindra, PKNU, dan PKS)
2. Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo sebagai incumbent (koalisi Golkar, PAN, dan Partai Demokrat)
3. Ganjar Pranowo – Heru Sudjatmoko yang diusung sendirian (tanpa koalisi) oleh PDIP
Pantauan FABI-red selama jalannya kampanye berlangsung, kemungkinan besar incumbent dapat menang. 
Disamping berkaca dari pilgub BALI, masyarakat sudah melihat hasil kerja seorang Bibit Waluyo selama ini dengan berhasil membawa pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang positif dan memperkenalkan semboyan 
“Bali Ndeso Mbangun Deso”

FAB-INDONESIA akan MENANGKAN paket SUKA di PILWALKOT MAKASSAR


Guna memaksimalkan program kerja serta program pemenangan SUKA ( Supomo Guntur dan Kadir Halid ) sebagai calon WALIKOTA Makassar periode 2014 -2019, maka diperlukan kerja tim yang solid dan matang.Untuk itu pada hari ini tanggal 28 Mei 2013 pelantikan  TIM SUKSES dan relawan akan dilangsungkan disalah satu hotel berbintang  dengan mengundang sekitar 1500 orang.

“Pelantikan  hari ini lebih dimaksudkan sebagai optimalisasi kerja seluruh tim di semua tingkatan. Jadi masing-masing Koordinator di setiap tingkatan akan menyampaikan komitement dalam memenangkan pasangan SUKA nantinya,” papar Tan Malaka sebagai KETUA TIM PEMENANGAN.

Ditambahkan pula bahwa pasangan SUKA ini merupakan pasangan yang diusung dari partai GOLKAR untuk Walikota Makassar.

Selama ini para tim telah bersosialisasi dan berkomitment memenangkan pasangan SUK, baik yang terdiri beberapa elemen organisasi mahasiswa, pelajar organisasi masyarakat lainnya.

Bahkan Forum Anak Bangsa Indonesia yang dulu juga mengusung paket SAYANG 2 pada PILGUB SULSEL yang lalu terlihat akan mengambil andil dalam PILWALKOT MAKASSAR kali ini.

Menurut YAR yang juga merupakan KETUA UMUM FAB-INDONESIA menilai bahwa paket SUKA ( Supomo Guntur dan Kadir Halid ) merupakan pasangan yang mengakomidir aspirasi dari masyarakat Makassar, apalagi mereka berdua terkenal JUJUR dan BERKOMITMEN nantinya.

Pasangan ini dengan visi misinya selain membangun dengan kebersamaan, juga tetap berkomitmen melibatkan semua elemen masyarakat dalam pembangunan, apalagi sosok Kadir Halid sebagai Calon Wakil Walikota merupakan sosok yang dikenal sangat dekat dengan rakyat kecil.

Yang jelas, setiap PILKADA yang diusung oleh FAB-INDONESIA, alhamdulillah dengan strategi yang matang, SMART opinion, maka masyarakat akan memenangkan setiap calon nantinya termasuk pasangan SUKA" tegas YAR .

Friday 24 May 2013

DEKLARASI PAKET SUKA untuk MAKASSAR tanggal 01 Juni 2013

Pasangan balon Wali Kota-Wawali Makassar, Supomo Guntur-Kadir Halid (SUKA), akan unjuk massa saat deklarasi, 1 Juni mendatang. Kendati DPD I Golkar Sulsel belum menyampaikan sikap resmi terhadap pasangan ini, Kadir yakin Golkar Sulsel tak mempersoalkan rekomendasinya.


"Saya tidak ingin mengomentari polemik soal rekomendasi itu. Apa lagi yang perlu dipersoalkan. Rekomendasinya sudah jelas,” kata Kadir Halid

Menurut Kadir, fokus Tim SUKA saat ini persiapan deklarasi. “Rencana kita undang secara khusus Ketua Umum Bapak Aburizal Bakrie hadir di Makassar,”lanjut Kadir.

Dengan hadirnya Aburizal, otomatis pengurus Golkar Sulsel termasuk Ketua DPD Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo juga hadir. Adik Nurdin Halid ini belum memastikan lokasinya.

"Ada dua alternatif antara Stadion Mattoanging atau Lapangan Karebosi," tambahnya.

Pasangan ini akan menghadirkan 15 ribu orang. Pasca deklarasi, pasangan yang diusung Golkar ini langsung mendaftar di KPU Makassar.  Golkar Makassar mengontrol 11 kursi di parlemen. Jumlah ini melebihi syarat mengusung pasangan calon. Selain PDIP, pasangan SUKA masih berburu rekomendasi dari DPP PDIP. PDIP punya dua kursi.

Dihadiri 15 ribuan massa

Deklarasi pasangan SUKA walikota Makassar, diprediksi dihadiri sekitar 15 ribuan bahkan 25 ribuan massa.Selain itu, massa akan dihibur beberapa artis ibukota.

Deklarasi dengan konsep baru ini untuk menampilkan pasangan SUKA yang benar-benar merakyat dan dapat diterima berbagai segment masyarakat.Selain mengemukakan visi misi, acara ini akan memberikan makna tersendiri nantinya.







Wednesday 22 May 2013

Selamat bertugas kepada Letjen TNI Moeldoko sebagai KSAD


Setelah mengumumkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang baru pada Senin (20/5) lalu, hari ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik Letjen TNI Moeldoko sebagai KSAD, Rabu (22/5) pukul 15.30 WIB di Istana Negara.

Melalui Keputusan Presiden RI Nomor 24 TNI tahun 2013, Presiden SBY memberhentikan dengan hormat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo dari jabatan KSAD, dan mengangkat Letjen TNI Moeldoko sebagai penggantinya. Jenderal Pramono Edhie memasuki pasa pensiun. Letjen Moeldoko sebelumnya adalah Wakil KSAD.

Dalam keterangan pers Senin lalu, SBY memberi tujuh pesan kepada Letjen TNI Moeldoko. Tujuh butir arahan Presiden tersebut adalah, pertama, kepemimpinan dan manajemen TNI sudah berada di jalan yang benar. "Beliau berpesan agar hal yang sudah baik ini dapat dilanjutkan," kata Jenderal Pramono Edhie.

Kedua, TNI yang diharapkan oleh rakyat adalah TNI yang profesional sehingga perlu ada kemantapan dalam mengemban tugas, "Pesan Presiden agar dilanjutkan, ditingkatkan, disempurnakan baik dalam penyusunan kekuatan dan kemampuan termasuk modernisasi alutista," ujar Pramono.

Ketiga, kesejahteraan prajurit dan keluarga. Keempat, kekuatan TNI adalah adanya kedekatan dan bersama-sama dengan rakyat. "Apa yang disampaikan Presiden adalah lanjutkan apa yang sudah dikerjakan selama ini. Tanpa bantuan rakyat kita sulit jadi kuat," Pramono, yang memasuki pensiun pada 5 Meri lalu itu menambahkan.

Kelima, menjaga kekompakan internal TNI AD, TNI dengan rakyat, TNI Darat, Laut, dan Udara, serta dengan Kepolisian. Keenam, langkah-langkah dalam penertiban pengadaan alutista dan keuangannya harus dilakukan dengan transparan. Dan yang terakhir, TNI bersikap netral dan tidak berpolitik praktis, terutama dalam menghadapi pemilu 2014.

Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono mendampingi Presiden SBY dalam upacara pelantikan itu. Hadir pula Wapres Boediono dan Ibu Herawati, ketiga Menteri Koordinator, Mensesneg Sudi Silalhi, dan sejumlah menteri KIB II. Tampak pula Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan Kapolri Timur Pradopo, dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
sumber: http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2013/05/22/9069.html