Pages

Thursday 30 May 2013

Kesantunan Berpolitik Jelang PILPRES 2014

Liga Champions Eropa saja sudah usai dengan  Bayern Munchen  sebagai juaranya.  Apabila kita bandingkan kasus-kasus politik dan hukum semisal kasus ‘sapi gate’ – ‘simulator gate’ - ‘hambalang gate’ apalagi ‘century gate’ hingga saat ini masih saja laga babak penyisihan.  Kapan semifinal dan finalnya belum bisa dijadwalkan. 
Tentu saja bola dengan kasus politik dan hukum jauh berbeda. Namun sebagian masyarakat semakin lama gerah dengan pertontonan kasus hukum yang terbuka seiring dengan kebebasan informasi.
Pertontonan di media terbuka entah sengaja atau atasnama keterbukaan informasi untuk publik. Atau bahkan atas nama kepentingan hukum untuk menggali dan mengembangkan informasi. Bahkan pesanan ‘orang kuat’  sebagai bentuk pembunuhan karakter bagi lawan-lawan politik. Kesemuanya itu sah dan boleh-boleh saja. Kesantunan perilaku politik yang toleransinya tidak ada batas limitasinya.

Ditengah kegalauan seperti tersebut di atas, masih ada juga pertontonan yang cukup membuat masyarakat Indonesia merasa optimis bahwa masih ada kesantunan politik yang perlu ditiru seperti kesantunan para Calon Gubernur di Jawa Tengah, yang kalah segera kirim selamat, yang menang segera beranjangsana untuk merangkul yang kalah. 
Hampir sama dengan pilgub DKI yang lalu dimana Foke segera memberi selamat kepada JOKOWI.

Bagi media maupun pengamat, peristiwa tersebut tidak bisa menjadi “bahan” yang perlu diolah, dikaji, dikupas layaknya kasus ‘pustun-pustun’ atau agen James 007 Fathonah. Cukup diapreasi dan kembali membantu KPK ‘mengolah’ kasus kasus hukumnya.Pertontonan kembali kasus hukum yang ditangani KPK menjadi kasus politik, kasus ‘sinetron’. 

Kejutan yang tak kalah serunya adalah pernyataan dari Prabowo bahwa Kalau Pak Harto Masih Ada, Mungkin Terpilih di Pilpres 2014. Sah-sah saja dan mungkin sebagian masyarakat setuju. Memang semua muaranya di kekuasaan, kepemimpinan, perencanaan, strategi dan wibawa serta kedaulatan NKRI. Dan disini peran seorang PRESIDEN dan Kepala Negara mutlak.


Mungkin ‘H’ finalnya di PILPRES 2014. Babak demi babak memang sudah dan akan dijalani. Situasi dan kondisi masyarakat pada umumnya juga semakin cerdas. Cerdas untuk tidak memilih tokoh atau partai yang bermasalah. Dan semoga tokoh dan partai yang bermasalah-pun diharapkan menjadi cerdas dan santun memberi pelajaran politik yang semakin hari harus semakin bermartabat. 

No comments:

Post a Comment