Liga Champions Eropa saja
sudah usai dengan Bayern Munchen sebagai
juaranya. Apabila kita bandingkan
kasus-kasus politik dan hukum semisal kasus ‘sapi gate’ – ‘simulator gate’ - ‘hambalang
gate’ apalagi ‘century gate’ hingga saat ini masih saja laga babak penyisihan. Kapan semifinal dan finalnya belum bisa dijadwalkan.
Tentu saja bola dengan kasus politik dan hukum jauh berbeda. Namun sebagian masyarakat
semakin lama gerah dengan pertontonan kasus hukum yang terbuka seiring dengan
kebebasan informasi.
Pertontonan di media
terbuka entah sengaja atau atasnama keterbukaan informasi untuk publik. Atau bahkan
atas nama kepentingan hukum untuk menggali dan mengembangkan informasi. Bahkan
pesanan ‘orang kuat’ sebagai bentuk
pembunuhan karakter bagi lawan-lawan politik. Kesemuanya itu sah dan
boleh-boleh saja. Kesantunan perilaku politik yang toleransinya tidak ada batas
limitasinya.
Ditengah kegalauan seperti
tersebut di atas, masih ada juga pertontonan yang cukup membuat masyarakat
Indonesia merasa optimis bahwa masih ada kesantunan politik yang perlu ditiru
seperti kesantunan para Calon Gubernur di Jawa Tengah, yang kalah segera kirim
selamat, yang menang segera beranjangsana untuk merangkul yang kalah.
Hampir sama
dengan pilgub DKI yang lalu dimana Foke segera memberi selamat kepada JOKOWI.
Bagi media maupun pengamat,
peristiwa tersebut tidak bisa menjadi “bahan” yang perlu diolah, dikaji,
dikupas layaknya kasus ‘pustun-pustun’ atau agen James 007 Fathonah. Cukup diapreasi
dan kembali membantu KPK ‘mengolah’ kasus kasus hukumnya. Pertontonan kembali kasus hukum
yang ditangani KPK menjadi kasus politik, kasus ‘sinetron’.
Kejutan yang tak kalah serunya adalah pernyataan dari Prabowo bahwa Kalau Pak Harto Masih Ada, Mungkin Terpilih di Pilpres 2014. Sah-sah saja dan mungkin sebagian masyarakat setuju. Memang semua muaranya di kekuasaan, kepemimpinan, perencanaan, strategi dan wibawa serta kedaulatan NKRI. Dan disini peran seorang PRESIDEN dan Kepala Negara mutlak.
Mungkin ‘H’ finalnya di
PILPRES 2014. Babak demi babak memang sudah dan akan dijalani. Situasi dan
kondisi masyarakat pada umumnya juga semakin cerdas. Cerdas untuk tidak memilih
tokoh atau partai yang bermasalah. Dan semoga tokoh dan partai yang
bermasalah-pun diharapkan menjadi cerdas dan santun memberi pelajaran politik
yang semakin hari harus semakin bermartabat.
No comments:
Post a Comment