Pages

Wednesday 6 March 2013

Genitnya RUHUT diantara rumitnya kasus RAFFI AHMAD

Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul memang dikenal suka bicara ceplas-ceplos dan gayanya yang terkesan urakan. Dalam berbagai hal, ucapan Ruhut sangat menghibur, tapi, kadangkala Ruhut tidak mengenal situasi.

Rasa sedih yang dialami Amy Qanita saat mengadukan nasib anaknya Raffi Ahmad yang kini harus menjalani rehab di pusat rehabilitasi milik BNN di Lido, Sukabumi, Jawa Barat, ditanggapi Ruhut dengan bercanda. Malah dia sempat menggoda Amy.

Selasa (5/3) kemarin, Amy didampingi tim kuasa hukum Raffi bertemu dengan Komisi III DPR. Mereka mengadukan berbagai kejanggalan dalam kasus yang dialami Raffi. Paginya, Amy dan Hotma Sitompoel yang menjadi pengacara Raffi, mengajukan gugatan praperadilan atas penangkapan, penahanan, dan pembantaran Raffi yang dilakukan oleh BNN.

Kejadian bermula pada saat rapat dengar pendapat umum tersebut memasuki proses tanya jawab antara pengadu dan anggota DPR. Ruhut hendak bertanya kepada tim kuasa hukum terkait kasus yang menimpa Raffi.

Ruhut mengaku tidak mengetahui sebenarnya kedatangan tim kuasa hukum yang dipimpin oleh Hotma Sitompoel itu datang bersama ibunda Raffi, Amy Qanita.

"Saya kenal Raffi itu sudah lama dari kecil, saya pikir dia itu kakaknya Raffi, ternyata ibunya ya?" kata Ruhut di ruang Komisi III Gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Tidak hanya itu, Ruhut pun kembali menggoda ibunda Raffi dengan menyebut bahwa ibunda Raffi terlalu muda dan cantik untuk menjadi seorang ibu. "Ternyata itu ibunya ya? Saya pikir kakaknya Raffi, kalau tahu ibunya secantik itu, repot juga kita kan," cetus Ruhut sembari tertawa dan diiringi gelak tawa para hadirin yang turut hadir dalam rapat tersebut.

Mendengar godaan dari Politikus Demokrat itu, Amy Qanita pun tidak mengeluarkan ekspresi apa-apa. Dia hanya terdiam dan terlihat masih shock dengan kasus yang menimpa putra sulungnya itu.

Meski begitu, Ruhut sempat menanggapi tudingan kejanggalan penanganan kasus Raffi seperti yang disampaikan Hotma. Ruhut membandingkan BNN dengan KPK.

"BNN sama dengan KPK, tidak main-main. BNN satu lembaga sama dengan KPK. Tidak main-main mempertaruhkan kredibilitas. Mitra kami (Komisi III DPR), BNN akan kami undang," ujarnya.

Amy yang mengenakan blus cokelat pun sempat menumpahkan keluh kesahnya. Bahkan beberapa kali dia terisak. "Saya merasa ada banyak kejanggalan bagi anak saya. Hasil tes di RSKO, tidak ada narkoba. Kenapa di BNN ada hasil (positif)," keluh Amy.

Selama ini, Amy menuturkan, Raffi selalu kerja keras dari pagi sampai malam. "Anak saya tulang punggung keluarga. Kalau anak saya pecandu narkoba saya ikhlas dia direhab. Tapi dia selama ini tidak mengancam ibunya, tidak berbahaya bagi orang lain."

Menanggapi itu, anggota Komisi III DPR lainnya Andi Anzhar Cakra Wijaya mengaku kaget. Awalnya di menduga BNN menangkap Raffi karena ada kasus besar.

"Saya menduga, ini tangkapan besar, kita sangat bangga, pasti satu atau dua kilogram. Tapi ternyata kami kecewa hanya dua linting dan amfetamin. Kami Komisi III akan memperjelas ini saat rapat dengan BBN secepatnya. Kami yakin itu tidak ada dipolitisasi," ujar politikus PAN ini.

Sementara anggota FPDIP Sayed Muhammad Mullady mengatakan tidak pantas jika BNN hanya menangkap kasus-kasus yang kecil. Selama ini anggaran BNN setiap tahunnya mencapai Rp 1 triliun.

"Tidak pantas penangkapan Raffi dengan nilai sebesar itu. Zat itu (methylon) belum masuk pada obat-obat terlarang. Baru ditemukan setelah Raffi ditangkap. Kita harus menegakkan hukum sesuai kaidah yang berlaku," ujarnya.

Soal rehabilitasi Raffi, Sayed mengatakan, proses rehabilitasi dilakukan untuk menyelamatkan orang yang menjadi pengedar dan korban. Dalam rehab, seharusnya tidak bisa mencampurkan pencandu awal dan kronis.

"Dia ketemu jagoan (bandar) bisa berbahaya. Setelah keluar Raffi bisa menjadi jagoan. Kalau orang sehat masuk rehab buat apa. Kalau memang harus ke pengadilan ya harus dibawa," tegas Sayed.

Pimpinan rapat yang juga Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Suardika menjanjikan akan segera mengagendakan rapat dengan BNN dalam waktu dekat. "Kita akan undang BNN secepatnya," tandas Pasek.

No comments:

Post a Comment