Pages

Saturday 9 March 2013

SUPER MARET : KETIKA CENDANA MERINDU YOGYAKARTA

Presiden kedua Soeharto dan Ibu Tien sama-sama menghabiskan masa kecil hingga dewasa di Yogyakarta. Mereka akrab dengan keseharian daerah tersebut, termasuk kulinernya. Ketika masih menjadi perwira militer di Yogyakarta, Soeharto dan Tien kerap menyantap gudeg dan makanan lain sambil lesehan di kawasan Jl Malioboro.

Hingga berkuasa dan menjadi Presiden Indonesia, pasangan ini ternyata masih memendam kerinduan untuk makan lesehan di Jl Malioboro seperti rakyat biasa.

Kisah soal lesehan ini diceritakan kolega Soeharto, Emil Salim dalam buku Pak Harto The Untold Stories yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama. Saat itu Pak Harto dan Ibu Tien pulang meresmikan renovasi Candi Borobudur. Ketika sampai di Yogyakarta, hari menjelang senja.

Lampu-lampu penjaja makanan mulai dinyalakan. Jl Malioboro mulai ramai oleh pecinta kuliner. Eksotisme khas Yogyakarta yang sulit dicari bandingannya di manapun.

"Rupanya Pak Harto mendengarkan istri tercinta beliau, Ibu Tien, yang rindu bersantap lesehan seperti masyarakat biasa di warung-warung di sepanjang Malioboro," kisah Emil Salim.

Sayangnya keinginan itu tak bisa dikabulkan. Pasukan Pengamanan Presiden tak ingin keselamatan Soeharto dan Tien terancam. Makan di tempat terbuka seperti Jl Malioboro dinilai berbahaya.

Untunglah Sultan Hamengkubuwono memberikan kejutan. Sultan Yogya ini memindahkan beberapa penjual makanan lesehan di Malioboro berdagang di Aula Gedung Agung, tempat Soeharto menginap. Terciptalah suasana ala jalan legendaris itu di tempat penginapan presiden, khusus malam itu.

"Pak Harto terlihat sangat santai ketika mengajak kami semua menikmati hidangan pinggir jalan favorit masyarakat itu. Ia tampak ceria ketika menjelaskan kepada saya bahan-bahan makanan serta cara memasak menu-menu favoritnya dan Ibu Tien. Malam itu saya menyaksikan kecintaan Pak Harto terhadap budaya bangsa kita. Itu juga membuktikan dia tidak pernah melupakan akarnya," kenang Emil Salim yang pernah menempati posisi beberapa menteri era Soeharto ini.

Soeharto dalam berbagai kesempatan memang selalu mengaku menyukai kuliner rakyat kebanyakan.

"Hidangan yang paling saya sukai adalah tetap lodeh buatan istri saya sendiri, atau ikan bakar atau goreng belut yang membawa kenangan di masa kanak-kanak," kata Soeharto Seperti ditulis dalam autobiografi Soeharto Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya yang diterbitkan Cipta Lamtoro Gung Persada.

Kebiasaan makan Pak Harto ini mengejutkan sebagian besar menteri atau pejabat negara. Mereka tak mengira makanan seorang presiden begitu sederhana. Saat makan, Soeharto sering mengajak para pengawal dan ajudannya untuk bergabung.

No comments:

Post a Comment