Pages

Monday 4 March 2013

AGUS MARTOWARDJOJO DITOLAK JADI GUBERNUR BANK INDONESIA GUNA MENGHINDARI CENTURY JILID 2

Pencalonan Menteri Keuangan Agus Martowardojo  menuju kursi Gubernur Bank Indonesia (BI) terancam gagal. Bukan disebabkan oleh kompetensinya namun lebih pada aturan perundang-undangan.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan pihaknya akan melakukan rapat internal menentukan apakah Agus Marto merupakan calon lama atau baru. DPR tidak dapat melanjutkan proses uji kelaikan dan kepatutan jika seumpama Agus Marto dianggap calon lama.

Pasalnya, berdasarkan pasal 41 ayat 3 Undang-Undang Bank Indonesia jelas menyebutkan bahwa calon Gubernur BI tidak dapat seseorang yang pernah dicalonkan.

"Jika dianggap calon lama maka presiden harus memilih nama baru lagi untuk dicalonkan," ujar Wakil Ketua Komisi XI, Harry Azhar Asis

Pada 2008, Agus Marto pernah dicalonkan menjadi Gubernur BI namun gagal pada saat proses pemungutan suara. "DPR akan membahas apakah pada saat itu nama Agus Marto dihapuskan dan dianggap calon baru saat ini," tuturnya.

Sebelumnya, meskipun pernah gagal menjadi calon Gubernur Bank Indonesia pada 2008 lalu, pemerintah yakin Agus Martowardojo yang kali ini kembali dijagokan untuk memimpin bank sentral tidak akan gagal.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa melihat, Agus Marto memiliki segala kompetensi untuk menjadi Gubernur BI.

Pengalaman sebagai bankir membuat Agus Marto mengerti seluk beluk permasalahan sektor perbankan. Pengalamannya semakin lengkap manakala dipercaya menjadi menteri keuangan yang memahami kondisi riil.
"Selama ini kami (pemerintah) lakukan rapat koordinasi dengan BI dan Menkeu (Agus Marto) sangat-sangat paham dengan kondisi itu," ujarnya saat ditemui di kantornya, Jakarta.

Agus Martowardjojo dekat dengan KELUARGA CIKEAS

Pencalonan Menteri Keuangan Agus Martowardojo sebagai Gubernur Bank Indonesia menggantikan Darmin Nasution yang habis masa jabatannya 23 Mei 2013, dinilai sarat kepentingan, terutama untuk kepentingan politik penguasa ketimbang memberikan manfaat secara ekonomi.

Pengamat Ekonomi Yanuar Rizki berpendapat kemampuan Agus dibidang moneter dan mikroprudensial belum cukup mumpuni untuk menjabat sebagai Gubernur BI. Terkait peralihan fungsi pengawasan perbankan BI ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dia menilai kemampuan Agus dibidang tersebut menjadi tidak terpakai.

"Dilihat dari latar belakangnya, kemampuan Agus sudah diambil alih OJK. Nantinya ia hanya mengurusi moneter dan pasar dan dia tak kuat dibidang itu," ujar Januar

Oleh karena itu Januar merasa bahwa pencalonan Agus sebagai calon tunggal Gubernur BI lebih cenderung bersifat politis dibandingkan mengedepankan aspek ekonomi. Dia juga menilai pencalonan Agus dilakukan  karena banyak pihak yang tidak suka dengan kebijakannya.

"Saya melihat Agus itu SBY man. Mungkin banyak yang tak suka juga Agus jadi Menkeu atau ada agenda lain. Jadi ini semua sudah masuk wilayah politik, bukan ekonomi. Orang yang nyaloninnya aja udah gak mikir soal ekonomi kok," tukas dia

Dalam kesempatan terpisah, Anggota Komisi XI DPR RI Arif Budimanta menyatakan Agus harus bisa meyakinkan parlemen jika dirinya berkompeten menduduki jabatan tersebut. Agus, kata Arif, harus bisa menjelaskan soal keterlibatannya di kasus Hambalang, kasus Bank Century, dan mengapa dirinya sampai tak lolos fit and proper test sebagai calon Gubernur BI pada 2008 silam.

"Dia harus meyakinkan DPR dengan keras, jika ia akan mampu bekerja dan menjelaskan semua kasus yang melibatkan dirinya. Kasus Century saat ini masih tersendat-sendat. Untuk proyek Jembatasn Selat Sunda (JSS), secara kasat mata kan bisa dilihat juga kalau Agus menimbulkan pro kontra di kabinet. Jadi bisa saja hal-hal itu jadi faktor penyebab," kata Arif.

Arif mengaku akan membuka dokumen lama pada proses uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) pada 2008 lalu, terkait sikap Komisi XI saat itu yang menolak pencalonan Agus Martowardojo. Hal ini dilakukan untuk mengetahui alasannya dan permasalahannya demi mencapai calon gubernur BI yang benar-benar ideal.

Terkait tudingan itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa membantah jika pencalonan tunggal Agus sebagai Gubernur BI penuh agenda lain selain untuk kepentingan ekonomi.

"Kalau Century kan proses politiknya sudah selesai, tinggal proses hukumnya. Dan, kalau disangkutkan ke proyek JSS, saya pastikan hal tersebut sama sekali tidak ada hubungannya. Tidak ada sama sekali,"

"Sejauh ini memang masih ada disenting opinion soal JSS dirapat kabinet. Menkeu masih ingin dengan menggunakan APBN, tapi kebanyakan menilai APBN tak abakal mampu. Ini proyek ratusan triliun loh," kata Hatta.

Hatta mengaku dalam waktu dekat akan ada pertemuan lanjutan mengenai nasib proyek JSS.

"Diharapkan studinya mulai akhir tahun sudah bisa berjalan. Tapi sekali lagi ingat ya, ini semua tak ada hubungannya dengan pencalonan menkeu sebagai Gubernur BI," ucapnya.

Dia menegaskan jika saat ini Agus merupakan pilihan terbaik dari semua kandidat yang ada, sehingga Presiden hanya mencalonkan Agus sebagai calon Gubernur BI ke DPR.

Sementara itu Agus mengungkapkan dirinya menyambut baik kepercayaan Presiden sebagai calon tunggal Gubernur BI. Dia juga mengaku optimis bisa meyakinkan DPR dan lolos dalam fit dan proper tes dalam pencalonannya.

Untuk itu, Agus mengaku sedang  mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk bisa datang ke melakukan fit and proper test untuk bisa meyakinkan DPR. Dia juga mengklaim telah lolos dalam tes serupa pada 2008 lalu, ketika dia dicalonkan oleh presiden bersama Raden Pardede.

"Walaupun kami dapat 21 vote, tetapi karena alternatif ketiga dibuka pilihan yang memperbolehkan tidak memilih keduanya, maka banyak anggota memilih tidak memilih dua-duanya. pada kesempatan ini kami akan mencoba kembali dan nanti kami jalankan dengan sebaiknya," tutur Agus.

No comments:

Post a Comment