Pages

Monday 25 February 2013

Teriakan sumbang dari ISTANA

“Sampaikan kepada Lapindo, kalau janji ditepati. Kalau main-main dengan rakyat, dosanya dunia akhirat. Sampaikan. Mari kita bertanggung jawab apa yang kita lakukan di Tanah Air ini demi rakyat kita, demi masa depan kita,” kata Presiden. Ini pernyataan aneh dan ayam di kandang saja bisa terkejut. Apa pasal?

SBY yang sedang belepotan dengan ambruknya popularitas Partai Demokrat merasa perlu mengeluarkan pernyataan yang heboh. Sesuai dengan nasihat tim komunikasi kepresidenan yang dipimpin oleh Fox Indonesia, SBY harus melakukan serangan frontal ke partai-partai lain. Kalau selama ini yang digunakan sebagai corong adalah Ahmad Mubarok, Ruhut Sitompul, Saan Mustopa, bahkan Marzuki Alie, kini Fox Indonesia menilai teriakan orang-orang itu tidak efektif mendongkrak popularitas Partai Demokrat. Justru karena teknik komunikasi publik mereka termasuk kelas zaman dulu yang dimodifikasi menjadi seolah modern, maka rakyat menjadi antipati.

Apa latar belakangnya tiba-tiba SBY berani melawan Aburizal Bakrie? Perhitungan SBY rupanya adalah perhitungan waktu yang tinggal setahun menuju pemlihan umum legislative dan pemilu presiden setelahnya. Serangan SBY ini sebagai pengingat akan kebiadaban Lapindo yang telah ditetapkan sebagai bencana dan Lapindo tidak bersalah. Berkenaan dengan kewajiban Lapindo membayar ganti rugi Rp. 800 milyar tersebut sebenarnya bukan urusan SBY.

Namun SBY memiliki kewajiban untuk membuat nama buruk secara politis terhadap Golkar. Perhitungan untuk memerketuh Satgas Partai Koalisi juga tidak penting dan jelas tidak akan ditanggapi oleh Bambang Soesatyo. Apa yang disampaikan oleh SBY terkait ganti rugi Lapindo bukanlah urusan SBY dan negara. SBY bukan juga CEO Lapindo.

SBY dikipasi oleh Fox Indonesia bahwa elektabilitas Golkar tertinggi dengan lebih dari 20 persen sementara Partai Demokrat terpuruk pada angka 8 persen. Dan pengamat maupun manusia manapun tahu bahwa elektabilitas Golkar jangan dibiarkan melenggang sendiri sementara PD tertinggal. Namun, SBY tak akan mampu menurunkan elektabilitas Golkar dan PDIP yang tengah menyusun kekuatan secara masif. Sementara PD justru tengah dilanda prahara. Maka tindakan pengalihan dan serangan terhadap Golkar ini tak akan membuahkan hasil apa-apa kecuali kejengkelan Golkar.

Jika Golkar marah, kasus Anas Urbaningrum akan digeret ke arah tali jeratan terhadap pejabat partai baik yang rendah maupun yang tinggi. Pengaruh Golkar di seluruh sisi pemerintahan dan lembaga negara apapun, yudikatif, eksekutif dan legislatif tetap sangat dominan. Maka sindiran dan singgungan SBY terhadap Lapindo adalah tindakan gegabah. SBY melakukan politik pencitraan kuno - untuk mengalihkan issue di rumah sendiri, maka menyerang dan mengalihkan asap ke rumah tetangga belum tentu berhasil. Sekarang orang bisa mengenali mana emas, mana sampah.

Dan, dengan pencitraan apapun rakyat telah tahu mana omongan yang tulus, bicara bohong, gaya bahasa macam apapun akan dikenali oleh rakyat paling bodoh sekalipun. Fox Indonesia sudah kalah oleh LSI-nya Muzani atau apapun yang dikerjakan oleh LSM level kecamatan. Dan, omongan SBY tentang tanggung jawab dunia akhirat adalah omongan semacam pepesan kosong: SBY harus menyampaikan kepada para kader dan koruptor atau calon koruptor di dalam partai demokrat agar tak melakukan korupsi.

No comments:

Post a Comment