Pages

Thursday 14 March 2013

Bukan PREMAN yang ingin memakai kostum partai

Suhu politik negeri ini semakin hari semakin menghangat. Perang opini diantara satu partai dengan lainnya seakan berlomba-lomba menghiasi berbagai media.Dan tak luput pula, diantara satu kader dengan kader lainnya, seakan berbalas pantun melakukan korupsi.
 
Sebenarnya, sempat saya singgung sedikit di postingan ini, karena saya mau menjelaskan saya bukan preman atau kader yang jahat yang ingin berlindung dibalik partai..
Ya, saya sempat disangka adalah salah satu KADER PARTAI mempunyai kepentingan dibalik hiruk pikuk politik di Indonesia. Padahal, saya hanya ikut nimbrung meramaikan dari apa yang dinamakan politik.

Maka ketika seseorang memberitahu atau menanyakan ke saya, bahwa ia salah sangka, saya pun hanya bisa tersenyum di depan layar komputer kala itu.

Begitu pula yang belakangan. Seseorang memberitahu saya, bahwa saya itu diduga menjadi kader partai tertentu, apalagi ikut aktif di pengusungan Gubernur Sulawesi Selatan.

Lho, sejak beberapa pemilu saya sudah prei (baca: mutih alias golput) dari kegiatan memilih, kok disangka jadi kader partai tertentu. Hihi…kembali saya jadi tersenyum di depan layar komputer saya itu,

Ternyata…hidup di dunia maya itu juga ada gosip-gosipan yah? Nggak kalah dengan acara infotainment yang suka ada di layar televisi itu.

Dari sini, saya mengambil sebuah pelajaran penting. Ternyata, kita tak boleh buru-buru mengambil kesimpulan, sebelum melakukan cek dan re-cek. Mengapa? bisa jadi ternyata kesimpulan yang selama ini kita buat, salah. Berbeda 180 derajat dengan kondisi yang sebenarnya.

Ini pelajaran pertama.

Pelajaran kedua, lantaran sudah banyak media yang bisa dipergunakan, maka baiknya, kita pergunakan media itu untuk mengklarifikasi, sebelum kita tersesat dengan kesimpulan kita itu sendiri. Mirip pepatah: bagai katak dalam tempurung.

Mungkin kemudian timbul pertanyaan:

Lho mas, sampeyan ini tidak konsisten!

Bagaimana dengan klaim-klaim tulisan yang anda buat, misalnya mengatakan DEMOKRAT itu partai terkorup, Golkar itu banyak setannya, atau PKS itu partai yang hanya mengurusi sapi.
Apa anda sudah melakukan klarifikasi kepada partai-partai tersebut sebelum membuat judgment?

Nah, kalau ini beda perkaranya. Mengapa berbeda?

Jelas, masalah yang disampaikan di atas itu, sudah banyak ahli yang menelitinya. Dan para tokoh politik bahkan KPK pun telah menangkapi kader-kader partai yang melakukan korupsi atau mengatasnamakan partai untuk memperkaya diri sendiri.

Dari sini, saya yakin anda paham dengan ‘stand point’ yang saya ambil. Apalah artinya saya ini, yang kemudian berani mengambil kesimpulan ini dan itu, kalau tidak ada dasarnya. Wuih…namanya bunuh diri kalau berani seperti ini.

So…saya bukan PREMAN atau kader yang ingin berlindung dibalik partai tertentu yah ! ^__^

No comments:

Post a Comment