Pages

Thursday 21 March 2013

Saran Guru SMK KARTIKA MAKASAR untuk Bu ANI...


Apa yang akan dilakukan Presiden SBY dan Ibu Ani setelah pensiun nanti? Muhammad Rum punya saran. "Saya berharap setelah pensiun nanti, Ibu berkecimpung di dunia pendidikan untuk mengangkat image pendidikan di Indonesia yang sering dikatakan kurang baik," kata guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kartika Makassar, Sulawesi Selatan, tersebut.

Ibu Ani tersenyum sejenak, lalu menjawab, "Sekarang pun saya sudah terjun di bidang pendidikan, tidak tunggu pensiun," ujar Ibu Ani. Mengambdi, lanjut Ibu Ani, tidak mengenal batas pensiun.

Dialog ini terjadi dalam silaturahmi antara Ibu Ani dengan peserta Seminar dan Workshop Sekolah Kartika seluruh Indonesia, di Istana Negara, Rabu (20/3) pagi.

"Saya tidak mengenal batas pensiun, karena sebagai Ibu Negara hanya sebutan. Saya tetap akan berkecimpung dalam dunia pendidikan. Insya Allah akan saya jalankan terus bersama SIKIB, tapi belum kita tentukan apa bentuk SIKIB setelah 2014. Pengabdian tidak mengenal batas usia dan pensiun," Ibu Negara menjelaskan.

SIKIB atau Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) merupakan wadah para isteri menteri KIB yang pembentukannya diprakarsasi Ibu Ani. SIKIB, antara lain, memiliki program Indonesia Pintar yang diwujudkan dengan pengadaan mobil, motor, kapal, dan rumah pintar. Tujuannya membantu sarana pendidikan bagi masyarakat tidak mampu di daerah terpencil dan garis depan wilayah Indonesia. 

Peserta seminar yang lain, Amirudin, Kepala Sekolah SMK Kartika 18-2 Bintaro, Jakarta Selatan, memberikan apresiasi atas semangat Ibu Ani yang peduli terhadap kemajuan pendidikan. "Saya sangat mengapresiasi karena Ibu sangat mengebu-gebu dan bersemangat untuk meningkatkan pendidikan. Kami sebagai pendidik sangat senang dan bangga karena Ibu mencanangkan Indonesia Pintar," kata Amirudin yang berharap agar pendidik juga diberi pelatihan untuk mendukung Indonesia Pintar. 
Sementara itu dalam arahannya saat silaturahmi dengan peserta Seminar dan Workshop Sekolah Kartika seluruh Indonesia, Rabu (20/3) pukul 10.00 WIB, di Istana Negara, meminta agar Nilai kebangsaan  dijaga dan diaktualisasikan kapanpun dan dimanapun sebagai roh bangsa untuk terus hidup dan maju di masa depan. 

"Kita akui Indonesia rentan akan konflik sosial, oleh karena itu nilai kebangsaan harus tetap dipertahankan dengan baik." 
Gotong royong, solidaritas, dan toleransi harus dijalankan dengan maksimal agar mengubah wajah Indonesia di masa depan. "Globalisasi dan merebaknya virus individualistis menyebabkan nilai-nilai tersebut mulai pudar. Oleh karena itu sekarang harus menjadikan ketiganya sebagai pembelajaran wajib supaya membetuk karakter putra-putri bangsa," Ibu Ani berpesan.

Selain nilai kebangsaan, masa depan dan Indonesia yang bermartabat juga harus diwujudkan. Hal tersebut dapat dicapai dengan membumikan nilai-nilai kebangsaan. "Indonesia bermartabat merupakan masyarakat yang berbudaya, terdidik, memiliki solidaritas dan toleransi terhadap segala macam kemajemukan," Ibu Ani menjelaskan.

Pendidikan, lanjut Ibu Ani, merupakan bagian dari Tujuan Pembangunan Milenium atau MDGs. "Indikator kemajuan suatu bangsa dilihat dari kualitas SDM yang merupakan produk dari institusi pendidikan," kata Ibu Negara mengingatkan. "Jaminan mutu yang baik ditentukan bagaimana guru menstimulasi kegiatan belajar menjadi aktivitas yang penuh makna," Ibu Ani menambahkan.

Tujuan Yayasan Kartika Jaya untuk mewujudkan Indonesia Cerdas, ujar Ibu Ani, sejalan dengan yang dikampanyekan SIKIB melalui program Indonesia Pintar. Indonesia Pintar dengan tagline ''Gemar Membaca, Meraih Cita-cita'' memiliki tujuan untuk menjangkau mereka yang tidak terjangakau. Dalam perwujudannya dapat dilihat dari pengadaan mobil pintar, motor pintar, kapal pintar, dan rumah pintar
Sumber: http://www.presidenri.go.id/ibunegara
Auditor: FABi

No comments:

Post a Comment