Pages

Wednesday 20 March 2013

BBM akan dinaikkan PEMERINTAH bulan April 2013

Pembahasan terkait BBM bersubsidi makin ramai saja. Kali ini, Kementerian Keuangan secara resmi sudah mengusulkan tiga opsi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, usulan tersebut disampaikan sebagai langkah untuk menekan pembengkakan subsidi BBM. “Salah satunya kenaikan harga,” ujarnya

Menurut Bambang, selain kenaikan harga, Kementerian Keuangan juga mengusulkan opsi pengendalian konsumsi atau pembatasan. Sedangkan opsi ketiga merupakan kombinasi antara kenaikan harga dan pengendalian. “Kalau detilnya nanti saja,” katanya.

Namun demikian, Bambang mengakui, kenaikan harga BBM bersubsidi memang menjadi opsi yang paling realistis untuk menekan subsidi BBM. Sebab, selain penghematannya langsung terasa, pelaksanaannya juga tidak membutuhkan persiapan infrastruktur yang memakan waktu. “Kita lihat nanti mana yang dipilih,” ucapnya.

Bambang mengatakan, pembenahan pada BBM bersubsidi memang harus segera dilakukan. Jika tidak, maka konsumsi BBM bersubsidi tahun ini dipastikan akan melampaui kuota yang sudah ditetapkan. “Kalau itu terjadi, anggaran subsidi bisa membengkak hingga Rp35 triliun,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, volume BBM subsidi dalam APBN 2013 dipatok sebesar 46 juta kiloliter (kl) diproyeksi tidak akan cukup. Sebab, realisasi konsumsi BBM subsidi diproyeksi bakal menembus 53 juta kl. Kelebihan 7 juta kl itulah yang akan membuat anggaran subsidi BBM harus nombok Rp35 triliun. Sehingga, pagu subsidi BBM yang ditetapkan Rp193,8 triliun diprediksi membengkak hingga Rp228 triliun.

Sementara ekonom Tony Prasetiantono mengatakan, pengendalian subsidi BBM merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan pemerintah menjaga kesehatan fiskal APBN. Jika tidak, subsidi BBM akan terus membebani dan membuat APBN rentan pada guncangan ekonomi. “Ini bahaya,” katanya.

Dari beberapa opsi yang ada, menurut Tony, kenaikan harga menjadi opsi terbaik. Dia menyarankan, harga Premium dan Solar dinaikkan Rp1.500 per liter, sehingga harga akan naik dari Rp4.500 per liter menjadi Rp6.000 per liter. “Jika tidak, maka kenaikan minimal adalah Rp1000 per liter,” ujarnya.

Menurut Tony, selain menantukan opsi untuk menekan subsidi BBM, faktor krusial lain adalah waktu. Dia menyebut, pemerintah harus bergerak cepat untuk memutuskan. Sebab, kebijakan BBM subsidi harus dilakukan paling lambat pada April ketika inflasi rendah. “Jika lewat April, momentumnya hilang,” ucapnya

No comments:

Post a Comment