Pages

Thursday 21 March 2013

Mahasiswa Makassar Jadi Kandidat Ketua Umum PB HMI


M Arief Rosyid Hasan Pria kelahiran Ujung Pandang, 04 September 1986 ini Dengan segenap niat tulus untuk untuk menjadi bagian dari upaya perbaikan kehidupan bangsa dan ummat maka dia mencalonkan diri sebagai Kandidat Ketua Umum PB HMI periode 2013-2015 pada kongres 15-22 Maret di Asrama Haji Pondok Gedek Jakarta.
Arief kini masih aktif sebagai mahasiswa S-2 bidang kesehatan masyarakat di Universitas Indonesia (UI) dan masih aktif menjadi pengurus PB HMI sebagai Wakil Sekretaris Jenderal. dia Alumni dari jurusan Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.
Dengan latar background akademis sebagai dokter gigi, dia terbiasa untuk mendiagnosa penyakit lalu memberikan serangkaian tindakan terapis. Selama 8 tahun malang melintang berkiprah di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dia melihat bahwa masih ada potensi yang sangat besar bagi HMI untuk turut serta berkontribusi dalam usaha perbaikan kehidupan bangsa dan ummat yang sedang “sakit”. Sebagai lembaga kemahasiswaan tertua di republik ini, HMI tentunya telah dilengkapi dengan modal Hardware dan software organisasi yang cukup mapan untuk melakukan injeksi perubahan. Tetapise belum itu ada beberapa hal yang masih butuh dibenahi mengingat Skala organisasi yang sangat besar dan tuntutan akan perubahan yang semakin pesat.
Berangkat dari kegelisahan ini dia beranggapan bahwa HMI harus mulai melakukan transformasi menjadi “Living organization”-organisasi yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan serta mampu meningkatkan kapasitasnya untuk terus belajar sehingga mampu meningkatkan kemampuan untuk menciptakan daya kreasi dan Inovasi. Secara eksternal HMI harusnya mulai menjadi elemen yang dapatmenginspirasi lahirnya optimism masyarakat.Berbekal optimism ini maka dengan sendirinya akan terbangun kemandirian yang pada akhirnya mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa.
Adapun Visi-misi Arief dituangkan dalam 7 tujuh platform bertema "HMI untuk Rakyat". "HMI untuk Rakyat adalah mengembalikan para kader HMI ke tengah-tengah masyarakat. HMI harus menjadi pemberdaya dan pembawa api perubahan di masyarakat. Ia harus bekerja untuk mendorong kekuatan sipil, peningkatan kapasitas warga di berbagai bidang, dan menjadi jembatan advokasi atas kemajuan dan hak-hak masyarakat,".
Adapun ringkasan isi visi-misi yang dicanangkan itu terdiri dari, pertama, gerakan volunteering HMI, yakni harus lebih banyak turun ke masyarakat melakukan pemberdayaan dan advokasi masyarakat dengan mendorong cabang-cabang HMI sebagai garda terdepan pengabdian masyarakat. Kedua, lembaga kekaryaan sebagai pilar perkaderan, yang akan memangkas kegiatan seremonial dan lebih fokus pada upaya pengembangan kapasitas kader di seluruh Indonesia melalui penguatan Lembaga Kekaryaan dan Pengembangan Profesi. 
Ketiga,mengembalikan harga diri sebagai lembaga intelektual, lantaran HMI memiliki sejarah panjang yang banyak melahirkan para intelektual dan pembaharu bangsa. Keempat, Jalan Diponegoro 16 A sebagai sentrum gerakan di Indonesia, di mana sekretariat HMI berada, harus kembali menjadi tempat terbuka bagi setiap orang untuk bebas menyatakan pendapat, sikap serta menjadi wahana berekspresi yang kondusif.
Kelima, penguatan kepengurusan HMI, yakni harus bekerja optimal dan sungguh-sungguh agar organisasi ini dapat kembali bangkit sebagai institusi kemahasiswaan yang disegani. Keenam, penegakan konstitusi HMI, sebab konstitusi merupakan bagian yang sangat sentral dalam tubuh HMI karena memuat kerangka dasar yang mengatur setiap gerak dalam roda organisasi. Ketujuh, revitalisasi Badan Kooordinasi (Badko), disebabkan struktur yang terlalu terpusat menjadi sebuah kendala tersendiri bagi tiap institusi sosial di tengah pesatnya laju globalisasi.
Sayangnya, dalam Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) beredar informasi money politik atau indikasi suap untuk memenangkan salah satu calon.
SEBAGAI organisasi ekstra kampus terbesar, HMI memang sangat rentan dipengaruhi kekuatan politik tertentu. Itulah sebabnya, politik uang dalam setiap pemilihan pimpinan HMI selalu saja menjadi perbincangan. Bahkan, untuk memperoleh satu suara saja, calon tertentu siap menggelontorkan Rp 300 juta.
Namun, tawaran suap itu ternyata tidak sepenuhnya bisa mempengaruhi para ketua cabang HMI se-Indonesia. Masih ada yang menginginkan pemilihan ketua umum dengan cara elegan, tanpa embel-embel uang.
“Malam ini jam 7.00 akan diadakan aksi bersama kader Hmi se-nusantara untuk memecat Ketum PB Hmi dan PJ PB Hmi,sekaligus usut tuntas kasus BLBI,Century,Hambalang dan Pajak keluarga Cikeas.Kader Hmi menolak Noer Fajriansyah untuk mencalonkan kembali menjadi Ketum PB Hmi. Bongkar smua suap Ketum PB Hmi ke seluruh Cabang yg di indikasikan sebesar Rp 300 juta rupiah untuk mengamankan keluarga Cikeas,” demikian bunyi pesan singkat yang diterima monitorindonesia.com, Rabu (20/3/2013) malam.
SUMBER: 
makassar.tribunnews.com/2013/03/12/mahasiswa-makassar-jadi-kandidat-ketua-umum-pb-hmi
monitorindonesia.com/nasional/21-nasional/14473-kongres-hmi-rp-300-juta-untuk-satu-suara.html

No comments:

Post a Comment