Pages

Tuesday 19 March 2013

MOKO Sulawesi Selatan manual produck, tapi laris dipasaran

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengaku kewalahan memproduksi mobil lokal asal Sulawesi Selatan yang diberi nama Moko. Selain faktor pendanaan, Moko masih dirakit dengan tangan.


"Kemampuan kami hanya lima setiap bulan," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Selatan Irman Yasin Limpo

Saat ini Moko sudah dipesan 400 unit. Belum lagi permintaan dari Kementerian Sosial sebanyak 100 unit. Kementerian Perdagangan juga memesan untuk diberikan ke semua pasar tradisional. "Terpaksa kami tolak," kata Irwan.

Sebenarnya, kata dia, tahun ini ada alokasi dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk memproduksi Moko, namun dana tersebut dikembalikan. "Kami tidak mau bermasalah dengan APBD," katanya.

Mobil Moko didesain khusus untuk digunakan di pedesaan. Suku cadangnya bisa menggunakan spare part mobil lain. "Seperti dari produk Daihatsu dan Toyota," jelasnya. Pasokan bahan bajanya dari PT Barawaja sedangkan mesinnya diproduksi di Cina.

Sejak 2011 hingga sekarang, pemerintah Sulawesi Selatan baru mampu memproduksi 65 unit Moko. Kapasitas mesinnya ada dua varian yakni 600 CC dan 250 CC. Adapun harga yang dipasarkan antara Rp 40 juta sampai Rp 57 juta.

Untuk pemesanan, pembeli diminta memberikan uang muka terlebih dahulu. Bisa juga dicicil seperti kredit pemilikan rumah. "Karena kami sudah tidak menggunakan dana APBD," kata Irman.

Awalnya, pengadaan mobil nasional Moko sebanyak 50 unit menggunakan dana Rp 3 miliar dari APBD Sulawesi Selatan. Pengerjaan awal melibatkan PT Industri Kereta Api Nasional (PT INKA) dan Universitas Hasanuddin (Unhas).

Moko dirakit di Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Logam di Kawasan Industri Makassar (KIMA) Jalan Ir Sutami Makassar. 

No comments:

Post a Comment