Revolusi adalah MOBILISASI RAKYAT INDONESIA untuk
menempuh PATRIOTISME kerakyatan, NASIONALISME revolusioner, dan
INTERNASIONALISME, yang semuanya ditujukan untuk menghilangkan "
exploitation de l’homme par l’homme " (pemerasan manusia oleh manusia)
dan " exploitation des nations par les nations " (pemerasan
bangsa-bangsa oleh bangsa-bangsa).
Kenapa mesti takut REVOLUSI ?
Revolusi saat ini adalah Revolusi dimana kita harus bangkit dengan RASA NASIONALISME, RASA CINTA TANAH AIR berdasarkan UUD 1945 dan PANCASILA.
Negeri ini sudah dibawah ke KRISIS GALAU oleh SBY- BOEDIONO, dimana rakyat makin tidak aman, rakyat sudah dihantui oleh momok krisis kepercayaan, jangan selalu mengatasnamakan rakyat untuk kegalauan Pemerintah.
REVOLUSI tidak melanggar konstitusi, itu hanya aling-aling PEMERINTAH berkuasa untuk menakuti rakyat kecil.
Enam hukum-hukum Revolusi menurut Bung Karno
Kata Bung Karno : »Apa hukum-hukum revolusi itu ? Hukum-hukum Revolusi itu, kecuali garis-besar romantika, dinamika, dialektika yang sudah kupaparkan tadi, pada pokoknya adalah :
Pertama, Revolusi
mesti punya kawan dan lawan, dan kekuatan-kekuatan Revolusi harus tahu
siapa kawan dan siapa lawan ; maka harus ditarik garis-pemisah yang
terang dan harus diambil sikap yang tepat terhadap kawan dan terhadap
lawan Revolusi ;
Kedua, Revolusi yang benar-benar
Revolusi
bukanlah « revolusi istana « atau « revolusi pemimpin », melainkan
Revolusi Rakyat ; oleh sebab itu, maka Revolusi tidak boleh « main
atas » saja, tetapi harus dijalankan dari atas dan dari bawah ; (huruf miring dari teks aslinya Pen.)
Ketiga,
Revolusi adalah simfoninya destruksi dan konstruksi, simfoninya
penjebolan dan pembangunan, karena destruksi atau penjebolan saja tanpa
konstruksi atau pembangunan adalah sama dengan anarchi, dan
sebaliknya ; konstruksi atau pembangunan saja tanpa destruksi atau
penjebolan berarti kompromi, reformisme
Keempat,
Revolusi selalu punya tahap-tahap ; dalam hal Revolusi kita : tahap
nasional-demokratis dan tahap Sosialis, tahap yang pertama meretas
jalan buat yang kedua, tahap yang pertama harus dirampungkan dulu,
tetapî sesudah rampung harus ditingkatkan ke tahap yang kedua -- inilah
dialektik Revolusi ;
Kelima, Revolusi harus punya
Program yang jelas dan tepat, seperti dalam Manipol kita merumuskan
dengan jelas dan tepat :
(A) Dasar/tujuan dan Kewajiban-kewajiban
Revolusi Indonesia ; (B) Kekuatan-kekuatan sosial Revolusi Indonesia ;
(C) Sifat revolusi Indonesia, (D) Hari depan Revolusi Indonesia ; dan
(E) Musuh-musuh Revolusi Indonesia. Dan seluruh kebijaksanaan Revolusi
harus setia kepada Program itu ;
Keenam, Revolusi
harus punya sokoguru yang tepat dan punya pimpinan yang tepat, yang
berpandangan jauh–kemuka, yang konsekwen, yang sanggup melaksanakan
tugas-tugas Revolusi sampai pada akhirnya, dan Revolusi juga harus punya
kader-kadernya yang tepat pengertiannya dan tinggi semangatnya.
Demikianlah hukum-hukum Revolusi » (Kutipan panjang selesai, dari DBR halaman 572-573)
Seruan Bung Karno masih relevan untuk sekarang
Hukum-hukum
Revolusi yang diungkapkan Bung Karno seperti tersebut di atas
menunnjukkan dengan jelas sekali kepada kita semua bahwa ia benar-benar
memang tokoh politik revolusioner, yang mempunyaii fikiran-fikiran
progressif dan mengandung ciri-ciri Marxisme.
Ungkapannya
bahwa Revolusi yang benar-benar Revolusi bukanlah « revolusi istana »
atau « revolusi pemimpin » dan bahwa Revolusi tidak boleh « main atas »
saja, tetapi harus dijalankan dari atas dan dari bawah adalah
fikiran revolusioner yang contoh-contohnya bisa dilihat sekarang
(antara lain ) di Revolusi China, Vietnam, Kuba, Venezuela, Bolivia,
Ekuador
Ketika Bung Karno mengatakan bahwa Revolusi adalah
simfoninya destruksi dan konstruksi atau simfoninya penjebolan dan
pembangunan ia dengan tepat dan juga bagus sekali memakainya untuk
menghadapi situasi negara dan bangsa kita pada waktu itu, yang memang
masih memerlukan banyak sekali penjebolan dan pembangunan.
Alangkah
masih relevannya ungkapan Bung Karno itu kalau dihubungkan dengan
situasi negara dan bangsa kita dewasa ini !!! Begitu banyak yang harus
sama-sama di-destruksi (dijebol) dan di-konstruksi (dibangun) oleh
bangsa kita Terlalu banyak kebrengsekan dan kebusukan yang melanda
hampir di seluruh bidang yang harus dijebol untuk kemudian dibangun
kembali demi kepentingan rakyat banyak.
Mengenai
tahap-tahap Revolusi, Bung Karno juga amat jelas merumuskannya dengan
mengatakan bahwa untuk Revolusi kita perlulah dirampungkan dulu tahap
yang pertama , yaitu Revolusi nasional demokratis yang meretas jalan
buat tahap yang kedua , yaitu tahap Sosialis. Inilah jalan yang harus
kita tempuh bersama, menurut pandangan jauh Bung Karno.
Jadi,
seperti yang sering dinyatakannya dalam berbagai kesempatan, Bung Karno
adalah - pemimpin Indonesia yang jelas-jelas menganjurkan jalan
Sosialisme untuk hari kemudian bangsa dan negara Indonesia.
Situasi dewasa ini yang penuh dengan kebejatan moral
Seperti
sudah disebutkan diatas, pidato « Tahun Vivere Pericoloso » adalah
pidato Bung Karno yang penuh dengan kata-kata Revolusi, yang
diutarakannya secara menggebu-gebu, menggeledeg, menggelora dan
berkobar-kobar. Meskipun dalam pidato-pidatonya yang lain ia juga bicara
banyak tentang Revolusi, namun yang kali ini adalah yang paling
menonjol.
Oleh karena itu adalah sangat penting bagi kita
semua, terutama yang mau ikut dalam usaha bersama dalam perjuangan
besar-besaran yang oleh Bung Karno dirumuskan dengan kata-kata Revolusi
(yang berarti penjebolan dan pembangunan) untuk menghayati
ajaran-ajaran revolusionernya, dan berusaha bersama-sama mewujudkannya
dalam praktek.
Seruan Bung Karno kepada bangsa Indonesia
(waktu itu) untuk mengobarkan terus-menerus Revolusi, pada dasarnya
berlaku juga bagi kita semua dewasa ini, kalau kita memang benar-benar
ingin melakukan perubahan besar-besaran dan fundamental di segala
bidang, dengan terus-menerus mengadakan penjebolan dan pembangunan.
Situasi
negara dan bangsa kita dewasa ini sudah demikian rusaknya dan
busuknya, dengan melandanya kebejatan moral dan kemerosotan akhlak serta
kebusukan iman (terutama di kalangan elite atau atasan) , sehingga
tidak mungkin bisa diatasi atau diperbaki dalam waktu dekat dan dengan
tindakan-tindakan yang hanya merupakan tambal sulam saja.
Revolusi rakyat dari atas dan dari bawah
Begitu
besarnya kerusakan dan parahnya pembusukan itu sehingga tidak adalah
pemikiran atau tindakan, dari pemimpin Indonesia yang mana pun atau
partai politik yang mana pun yang mampu memperbaikinya. Inilah yang
sudah terjadi selama ini, dan juga akan tetap terjadi di masa depan,
kecuali dengan Revolusi, Yaitu Revolusi yang berupa penjebolan dan
pembangunan (destruksi dan konstruks), yang dilakukan dengan rakyat, atau dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, dan juga dari atas dan dari bawah, seperti yang diajarkan oleh Bung Karno.
Namun,
Revolusi yang harus dilancarkan bersama-sama oleh sebagian terbesar
rakyat kita itu bukanlah soal yang gampang dan bisa dilakukan
sembarangan saja. Enam hukum-hukum revolusi yang dikemukakan Bung Karno
tersebut di atas merupakan pedoman penting bagi kita semua, di samping
perlunya kita terus mempelajari juga ajaran atau pengalaman dari
tokoh-tokoh revolusioner besar dunia lainnya beserta pelaksanaan
perjuangan mereka.
Kiranya kita semuanya menyadari bahwa
pekerjaan atau tugas Revolusi yang harus diselesaikan bangsa adalah
berat dan besar, dan juga rumit sekali. Sebab, yang perlu dijebol,
diganti, atau dirobah adalah amat banyak. Di antaranya adalah
bertumpuknya segala hal-hal negatif dan menyengsarakan rakyat yang
sudah dilakukan rejim militer Suharto selama 32 tahun, dan sisa-sisanya
masih diteruskan sampai sekarang.
Beratnya dan besarnya serta
rumitnya pekerjaan Revolusi yang harus diselesaikan bangsa kita ini
disebabkan karena segala kebusukan dan keburukan yang merugikan kehidupn
rakyat itu dibela atau dipertahankan oleh berbagai macam sisa-sisa
Orde Baru beserta simpatisan-simpatisannya yang masih terdapat di
mana-mana beserta segala macam kekuatan reaksioner lainnya yang
anti-Bung Karno dan anti-kiri. Karenanya, kekuatan anti-Revolusi ini
adalah amat besar dan kuat sekali.
Penggalangan front yang seluas-luasnya untuk Revolusi
Mengingat
itu semuanya, maka segala jalan dan usaha perlu ditempuh oleh semua
kalangan dan golongan yang menginginkan terjadinya perubahan besar dan
fundamental di negeri kita, untuk menggalang bersama-sama berbagai macam
front atau persekutuan atau aliansi (walaupun sementara) yang luas
dan kuat guna menghadapi kekuatan anti-Revolusi.
Semua peserta
dalam perjuangan besar ini harus berusaha mentrapkan enam hukum-hukum
Revolusi yang sudah dirumuskan Bung Karno dan memperhatikan semua unsur
dan syarat-syaratnya (siapa kawan dan lawan, sifat Revolusi rakyat,
dilaksanakannya Revolusi dari atas dan dari bawah, simfoninya penjebolan
dan pembangunan, tahap-tahap Revolusi sampai tahap Sosialis, Program
Revolusi yang tepat, pentingnya sokoguru dan pimpinan yang tepat dan
berpandangan jauh, dan kader-kader yang bersemangat tinggi.
Untuk
bisa terbangunnya kekuatan besar yang berupa pendukung, pendorong atau
penggerak Revolusi yang demikian ini dibutuhkan waktu yang panjang ,
banyak tenaga dan fikiran, dan pengorbanan-pengorbanan yang tidak
sedikit. Penggalangan kekuatan revolusioer ini bisa dilakukan melalui
berbagai cara atau jalan dan dengan macam-macam bentuk, antara lain
mengadakan aksi-aksi untuk membela kepentingan rakyat dan memperjuangkan
tuntutan massa luas demi kehidupan lebih baik, dan dengan
gerakan-gerakan untuk melawan segala macam penindasan oleh bangsa
sendiri maupun bangsa asing,.
Segala macam aksi atau kegiatan
revolusioner untuk membela kepentingan rakyat ini merupakan cara penting
untuk meningkatkan kesedaran massa rakyat untuk mendukung revolusi dan
juga langkah penting sekali untuk mempersiapkan pelaknsanaan revolusi.
Kesedaran politik revolusioner yang tinggi dari massa rakyat banyak
(terutama dari kalangan buruh, tani, rakyat miskin umumnya) adalah
syarat bagi berhasilnya revolusi.
Jumlah rakyat yang sudah
dirugikan -- dengan berbagai bentuk dan cara -- oleh pemerintahan Orde
Baru adalah amat besar, yang terdiri dari macam-macam golongan (jadi
bukan hanya golongan komunis saja, melainkan juga dari
golongan-golongan lainnya, termasuk golongan Islam). Demikian juga
mereka yang jadi korban politik neo-liberalisme yang dianut pemerintahan
dewasa ini, termasuk kalangan menengah (pengusaha kecil dll). Mereka
ini semualah yang perlu dipersatukan di bawah bendera revolusi.
Sekali
lagi, berdasarkan pengalaman jatuh-bangun dan kegagalan yang sudah
berkali-kali, yang sudah dilalui selama lebih dari 40 tahun sejak
pemerintahan Suharto, dan tidak adanya perspektif lainnya untuk menyetop
proses kemerosotan dan pembusukan lebih lanjut, maka makin jleaslah
bahwa tidak ada jalan lain kecuali jalan Revolusi yang sudah ditunjukkan
oleh Bung Karno.
Yaitu jalan destruksi dan konstruksi atau jalan penjebolan dan pembangunan
yang dilakukan terus-menerus, demi kepentingan rakyat banyak dan demi
Negara yang berdasarkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan
ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno lainnya.
Sudah saatnya kita REVOLUSI, BERSATU, BANGKIT dengan RASA NASIONALISME !!!!
No comments:
Post a Comment