Pages

Wednesday 27 March 2013

KASUS LP CEBONGAN sulit terungkap

Kepolisian hingga kini terus memantau penyelidikan kasus penyerbuan ke Lapas Cebongan yang menewaskan empat tahanan pada Sabtu (23/3) lalu. Namun Mabes Polri pun mengaku kesulitan untuk mengusut kasus ini.

Menurut Karo Penmas Mabes Polri Brigjend Pol Boy Rafly Amar proses pengungkapan kasus tersebut tidaklah mudah. Saat penyidik sedang mengumpulkan fakta agar lebih akurat untuk mengungkap siapa para pelaku penembakan tersebut.

"Jadi pekerjaan ini tidak mudah, kumpulan fakta yang lebih akurat lagi," ujar Boy.

Cara kerja kelompok penyerbu memang tergolong sangat rapi. Butuh keahlian dan ketrampilan khusus untuk bisa melakukan penyerbuan tersebut. Para pelaku juga tidak meninggalkan jejak saat beraksi.

Berikut alasan polisi sulit mengungkap kasus penyerbuan ke Lapas Cebongan, Sleman:

1. Pelaku gunakan skebo

Kepolisian Daerah DIY menyebutkan ciri-ciri pelaku penyerbuan Lapas Cebongan, Sleman. Pelaku menggunakan skebo atau penutup wajah, rompi warna hitam, sepatu kets berwarna hitam dan sepatu panjang PDL (pakaian dinas lapangan, red) dan celana jeans warna biru dan hitam.

"Belum mengarah ke sana. Yang jelas kita masih pendalaman, yang jelas sepatu PDL, hitam panjang," terang Kepala Bidang Humas (Kabid Humas) Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti, Senin (25/03).

Saat kejadian berlangsung, terdapat 35 napi, termasuk 4 korban tewas yang berada di blok A5.

"Mereka diletakkan dalam satu sel," jelas Anny.

2. Pelaku rusak CCTV Lapas

Serangan 17 orang bersenjata AK-47 dan bercadar di Lapas Cebongan, Sleman, DIY menewaskan empat orang tahanan. Untuk menutupi jejaknya, para pelaku juga membawa kabur Closed Circuit Television (CCTV).

Mereka kemudian masuk ke lapas dan mencari empat pelaku penganiayaan anggota Kopassus, TNI AD. Mereka memaksa petugas lapas atau sipir menunjukkan empat tahanan titipan polisi tersebut. Kelompok penyerang itu langsung menembak mati empat tahanan tersebut.

"Kita sulit ungkap karena CCTV dirusak dan dibawa para pelaku," ujar Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti, Senin (25/03).
 
3. Saksi penyerbuan tewas semua

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menjelaskan perbedaan antara kasus penyerangan TNI di Polres Ogan Komelir Ulu (OKU) dan Lapas Cebongan, Sleman. Menurutnya, pada penyerangan di OKU pihak TNI sudah menemukan para pelaku yang ikut dalam aksi terekam jelas dalam kamera.

Namun penyerangan yang terjadi di dalam Lapas hingga menewaskan empat orang tahanan sampai saat ini masih gelap. Terlebih, saksi-saksi yang menyaksikan penembakan itu seluruhnya tewas di lokasi kejadian.

"Ini bagaimana, kita juga tidak tahu, saksinya pada mati semua begitu, ditanya bagaimana? Saya tidak boleh mendahului, nanti jadi tuduhan dong," ujar Pramono Edhie.

Hal yang sama juga diakui kepolisian. Penyelidikan kasus penyerbuan tersebut sulit diungkap lantaran tidak ada saksi dan CCTV dibawa para pelaku.

No comments:

Post a Comment