Pages

Tuesday 7 May 2013

TERINDIKASI PENCUCIAN UANG, DANA PEMENANGAN ILHAM AZIZ DI PILGUB SULSEL

Uang hasil pencucian tersangka kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian dan pencucian uang Ahmad Fathanah mengalir ke rekening DPW PKS Sulawesi Selatan yang diduga untuk kampanye Ilham pada Pilkada Sulsel.

“Dana kemenangan waktu pilgub lalu tidak masuk ke rekening AF (Ahmad Fathanah). Saat tahu dana yang ditransfer ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) itu dari pencucian uang AF dari penyidik, saya kaget,” kata Wali Kota Makassar Ilham Arif Sirajuddin usai diperiksa KPK sekitar enam jam di gedung KPK, Jakarta, Senin (6/5).

Ilham adalah Calon Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) yang berpasangan dengan Azis Qahhar Mudzakkar dengan diusung oleh Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Partai Patriot, Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan), Partai Penegak Demokrat Indonesia (PPDI), dan Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI Marhaenisme) pada bulan Januari 2013.

Namun, Ilham kalah dari pasangan petahana nomor urut dua Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang, sedangkan Fathanah adalah orang dekat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.

“Tidak ada bantuan, PKS adalah partai pengusung, kami juga memberi biaya pemenangan. Jadi, tidak ada PKS memberikan uang,” tambah Ilham yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulsel.Ilham mengaku mengenal Fathanah sebagai sesama orang Makassar.

“Saya sudah kenal sebagai orang Makassar, dan tahu dia dekat dengan petinggi jadi minta dijembatani, dia kan tokoh besar di Sulsel,” ungkap Ilham.

Artinya, menurut Ilham, dia tidak kenal dekat dengan Fathanah dan baru tahu Fathanah terkait dengan kasus pencucian uang saat diperiksa KPK.

“Fathanah yang mengenalkan ke PKS, dia mengirim (uang) ke DPW PKS, tapi aliran dana ke saya tidak ada, besaran uangnya silakan tanya ke DPW-nya,” jelas Ilham.

KPK sebelumnya juga telah menyita mobil Honda Jazz warna putih bernomor polisi B 15 VTA dan jam tangan mewah buatan Swiss merek Chopard senilai Rp70 juta yang diberikan Fathanah kepada model majalah Vitalia Sesha.

Selain kepada Vitalia Sesha, Fathanah juga diketahui memberikan uang Rp20 juta dan 1.800 dolar AS kepada artis Ayu Azhari. Uang tersebut sudah dikembalikan oleh Ayu pada hari Jumat (3/5).

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan lima orang tersangka, yaitu Luthfi Hasan Ishaaq, Ahmad Fathanah, dua orang direktur PT Indoguna Utama yang bergerak di bidang impor daging yaitu Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi dan Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman.

Fathanah bersama Lutfi Hasan disangkakan melanggar Pasal 12 Huruf a atau b atau Pasal 5 Ayat (2) atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 20/2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP mengenai penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji terkait kewajibannya.

Keduanya juga dikenai pasal melakukan pencucian uang dengan sangkaan melanggar Pasal 3 atau Pasal 4 atau Pasal 5 UU No. 8/2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Sementara itu, Elizabeth, Juard, dan Arya Effendi diduga melanggar Pasal 5 Ayat (1) atau Pasal 13 UU No. 31/1999 sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 20/2001 jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP tentang pemberian hadiah atau janji kepada penyelenggara negara.

Juard dan Arya ditangkap KPK setelah menyerahkan uang senilai Rp1 miliar kepada Fathanah. KPK sudah menyita uang tersebut yang merupakan bagian nilai suap yang seluruhnya diduga mencapai Rp40 miliar dengan perhitungan “commitment fee” per kilogram daging adalah Rp5.000 dengan PT Indoguna meminta kuota impor hingga 8.000 ton.

Pengacara Luthfi, Mohammad Assegaf, mengakui bahwa kliennya pernah berdiskusi dengan Mentan Suswono, Ahmad Fathanah, Maria Elisabeth Liman, dan mantan Ketua Umum Asosiasi Benih Indonesia Elda Devianne Adiningrat untuk membahas kuota impor daging sapi. Pertemuan dilakukan pada bulan Januari 2013 di Hotel Aryaduta Medan.

No comments:

Post a Comment