Pages

Wednesday 17 April 2013

NURDIN ABDULLAH AKAN MEMENANGKAN PILKADA BUPATI BANTAENG MELALUI E-VOTING

Bantaeng dan Sinjai mengelar pemilihan kepala daerah (pilkada), Rabu (17/4/2013) hari ini.

Ini adalah pilkada ketiga dan keempat di Sulsel tahun ini. Dua pilkada sebelumnya digelar di Bone dan Palopo. Pilkada Bone digelar bersamaan dengan Pemilihan Gubernur Sulsel, Januari. Disusul Pemilihan Wali Kota (Pilawali) Palopo, Maret.

Satu pilkada digelar akhir 2012 di Takalar. Pilkada di delapan kabupaten/kota juga digelar tahun ini, yaitu Makassar,  Parepare, Sidrap, Pinrang, Enrekang,, Wajo, Jeneponto, dan Luwu. Dengan demikian, sisa 10 kabupaten yang dijadwalakn melaksanakan pilkada setelah Pemilu 2014.

Incumbent Nurdin Abdullah yakin menang telak di Pilkada Bantaeng. Nurdin yang berpasangan dengan Muh Yasin mengklaim Pilkada Bantaeng sebagai pesta lima tahunan termurah yang pernah ada di Sulsel, bahkan di Indonesia.

Dari segi harga, pilkada biasanya menjadi mahal karena adanya transaksi mahar antarpartai dengan bakal calon. Namun hal tersebut tidak terjadi di Bantaeng.

Nurdin mengatakan, Pilkada Bantaeng menjadi murah karena kandidat yang maju apa lagi dirinya tidak menawar partai sebagai kendaraan politik.

"Kita yang ditawari untuk maju. Bukan kita yang menawar partai. Sehingga Pemilukada yang saya sebut sebagai pesta rakyat ini menjadi murah," kata Nurdin Abdullah, Selasa (16/4/2013) malam.

E-VOTING pertama kali dilakukan di INDONESIA

PEMILIHAN Bupati dan Wakil Bupati Bantaeng, Rabu (17/4/2013) besok akan menjadi menarik dibanding pemilihan kepala daerah lainnya. Hal ini dikarenakan adanya simulasi e-voting di 42 tempat pemungutan suara (TPS) yang diselenggarakan Universitas Hasanuddin (Unhas), Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), dan Komisi Pemilihan Umum Bantaeng.

Meskipun hanya simulasi tapi ini sangat penting sebagai suatu pendidikan politik untuk menuju sistem pemilu yang lebih berkualitas dengan menggunakan teknologi e-voting. Simulasi ini diharapkan mampu menjawab segala pertanyaan dan kekhawatiran berbagai kalangan tentang keniscayaan pelaksanaan e-voting dalam pemilu.

Dari 42 TPS tempat simulasi,merupakan representasi lokasi baik di kota maupun di pedalaman, bahkan daerah pedalaman yang tidak memiliki jaringan internet pun dipilih. Ini untuk membuktikan bahwa di semua tempat dan lokasi bagaimanapun e-voting dapat dilaksanakan.

Berdasarkan analisa dan hitungan tim BPPT yang selama ini intens menyosialikan perangkat e-voting dan Unhas bila sistem ini yang digunakan bisa menghemat anggaran dibandingkan cara konvensional, serta lebih menjamin akurasi, kecepatan dan kerahasiaan, sehingga lebih menjamin asas luber jurdil.

No comments:

Post a Comment